Setelah sekian lama menjadi pelacur, usia yang bertambah tua dan fisik yang mulai lemah, dia keluar dari lingkungan yang selama ini ditinggalinya. Dia berjalan sekehendak hati, ada terbersit rasa sesal dan ketakutan dalam dirinya akan apa yang selama ini dia jalani. Dia bertobat dan meminta ampun pada Tuhan.
Dia terus berjalan menyusuri padang pasir nan panas dan tandus, sampil tak henti memohon ampunan kepada Tuhannya sambil tak henti meneteskan air mata. Perjalanan panjangnya dalam lapar dan haus nan sangat membuat fisiknya kepayahan, dia menemukan sebuah sumur tua di tengah padang pasir itu, dalam sumur itu ada air yang dalam.
Dengan susah payah dia mencoba mengambil air itu menggunakan sandal terompahnya. Ketika sedang berusaha mengambil air dari sumur itu, tiba-tiba datang seekor anjing yang juga tampak sangat kehausan. Lidahnya menjulur hampir menyentuh tanah. Anjing itu mendekati sang perempuan yang sedang susah payah mengambil air dari sumur.
Ketika si perempuan itu berhasil mengambil air dengan terompah sendalnya, dia melihat anjing yang sangat kehausan itu. Air yang sudah ditangannya diberikan dulu untuk diminum oleh Anjing itu. Lalu anjing itupun lari kembali dengan segarnya, meninggalkan si perempuan. Sementara si perempuan itu karena kehausan nan sangat tak memiliki kekuatan lagi. Dia pun meninggal disana, tanpa sempat meminum dari air sumur itu.
Sementara ada seorang ahli ibadah, siang malam dia khusyu menjalankan shalat. Dia tiap malam tak pernah melewatkan shalat Tahjud. Di rumahnya ada seekor kucing yang hidup bersama si ahli ibadah itu. Saking keasyikan beribadah, dia tak memperhatikan kucing peliharaannya itu. Dia asyik bersujud, siang malam waktunya dia lakukan untuk beribadah kepada Tuhan. Sementara kucingnya tak dia perhatikan sehingga kucing itu mati karena kelaparan.
Dalam kisah hadist itu dinyatakan, bahwa seorang perempuan pelacur yang menyelamatkan seekor anjing yang kehausan itu, akhirnya dimasukan ke dalam sorganya Allah. Sementara si ahli tahajjud malah di masukan ke dalam neraka.