Ma Icih bertahan hidup dari jualan sayuran kangkung yang tumbuh di kolam besarnya, setiap hari dia motongin kangkungnya, diiketin, dan dijual seharga Rp. 1000 seiket. Sehari dia bisa habis sampai 50 iket kangkung, dia jajakan sendiri ke warga kampung.
Ma Icih memang orang yang baik hati, dia rajin beribadah, tawakal dan gemar bershadaqoh. Jika dagangan kangkungnya tak habis, dia bagikan ke tetangga dekatnya. Tapi sayang anak-anaknya sudah pada lupa sama ibunya, dan Ma Icih tak pernah berusaha mengemis pada anaknya agar mereka ingat sama ibu yang melahirkan dan membesarkan mereka semenjak kecil.
Makanya, ketika tersiar kabar, Ma Icih hendak menunaikan ibadah haji, warga sekampung heboh bukan kepalang.
" Masa sih seorang tukang jualan kangkung bisa naik haji?"
" Dapet duit dari langit kaliii.."
" Hush jangan suudzan, siapa tahu di daftarin sama anaknya yang durhaka itu.."
" Akh gak mungkin, orang udah bertahun-tahun juga gak pernah pulang, udah gak inget lagi kalii sama emaknya..."
Saat warga lagi rame ngomongin Ma Icih, tiba-tiba ada suara keras dari belakang mereka:
" Ma Icih Memang betul mau naik haji tahun ini, dan dia dapatkan biayanya dari hasil dia jual kangkung sama kolam-kolamnya...hehehe " ungkap suara berat berwibawa, yang ternyata pak RT Kirdun sambil tersenyum.
"Ooooowhh Pantesaan.." sahut warga serentak sambil bengong, melongo...
Untuk melihat karya peserta lain silakan menuju akun Cinta Fiksi dengan judul “Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Humor“