Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Setrum Manufacturing Hope Dahlan Iskan, Si Cepot dan Tiga Simbol Pesantren

10 Juni 2012   06:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:10 1702 5
Hari Jum'at malam 8/06/2012 merupakan anugrah tersendiri bagi warga Kota Tasikmalaya. Karena malam itu bertempat di kompleks alun-alun Jl. Otista Kota Tasikmalaya, diselenggarakan pegelaran wayang golek dengan dalang Asep Sunandar Sunarya dari Giriharja III Bandung. Acara itu dihadiri oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan juga puluhan ribu pecinta wayang golek di Tasikmalaya yang tumplek memadati alun-alun kota plus disiarkan langsung melalui Radar Tasikmalaya TV.

Acara ini diselenggarakan oleh Koran Radar Tasikmalaya (group Jawa Post), Koran lokal priangan timur yang berkembang begitu pesat yang merupakan bagian dari group perusahaan media milik Dahlan Iskan.

Ada yang menarik memang dari apa yang dilakukan oleh Pak Dahlan Iskan ini. Dalam kapasitasnya sebagai Meneg BUMN beliau menjalakan tugasnya dengan terlebih dahulu berkunjung ke depo Pertamina wilayah Priangan Timur, lalu ke beberapa BUMN yang ada di Tasikmalaya salah satunya PT Dahana yang memproduksi bahan peledak. Tapi bukan itu yang menjadi titik tekan tulisan saya ini.

Ada dua langkah cerdas Dahlan Iskan dalam kunjungannya ke Tasikmalaya ini, Pertama dengan menggelar Acara Wayang Golek dan disiarkan live oleh Televisi lokal milik group perusahannya, dan yang kedua berkunjung ke 3 kutub pesantren yang ada di Tasikmalaya yaitu " Ponpes Cipasung, Ponpes Suryalaya dan Menginap di Ponpes Miftahul Huda Manonjaya.

Pegelaran Wayang Golek dengan Dalang Asep Sunandar Sunarya merupakan sentuhan strum Budaya Sunda yang pasti menyedot antusiasme para pecinta wayang di tatar Sunda. Simbol Si Cepot yang dimunculkan dalam dialog dengan Dahlan Iskan yang mengupas seputar gagasan Manufacturing Hope nya Dahlan Iskan sungguh mengena. Suasana santai danĀ  Gelak tawa yang muncul dari kelucuan sosok Si Cepot adalah jaminan, plus berpadu dengan percikan gagasan Dahlan Iskan yang mencerahkan.

Bagaimana Panitia mendesign Sang Dalang melalui tokoh wayang si Cepot memancing pembicaraan dengan berbagai pertanyaan yang menjadi pesan utama dari Dahlan Iskan. Dialog diawali dengan ucapan Si Cepot yang menyampaikan terima kasih pada Dahlan Iskan yang mau menyempatkan diri bertatap muka dengan masyarakat Tasikmalaya " Masih muda Bapak, cakep lagi, " ungkap si Cepot dengan gayanya yang khas, dan disambut dengan gelak tawa dari Dahlan Iskan.

Lalu si Cepot meneruskan dialognya dengan sebuah pertanyaan " Apa kontribusi Bapak terhadap masyarakat?". Dan dijawab oleh Dahlan Iskan dengan panjang lebar. Bahwa dirinya kini sedang menggarap persoalan pangan. Bulog, jelas Dahlan tengah giat-giatnya membeli beras dari hasil panen para petani Indonesia. Hasilnya, sudah terkumpul beras sebanyak dua juta ton untuk masyarakat. Jika tahun lalu pemerintah mengimport beras sebanyak 1,7 juta ton, sekarang diharapkan tidak lagi.

Lalu si Cepot bertanya tentang manufacturing hope " Ada yang ingin tahu mengenai manufacturing hope. Itu apa maksud dan tujuan manufacturing hope itu ?" tanya Cepot dengan gelak tawa para penonton. Lalu Dahlan Iskan menjelaskan dengan memberikan gambaran seputar kemiskinan. Menurut Dahlan, mulai tahun ini hingga 10 tahun yang akan datang, ada 10 problem yang harus dipecahkan " Satu problem kemiskinan, kedua problem kemiskinan, ketiga problem kemiskinan, kempat problem kemiskinan. Itu sampai kedelapan problem kemiskinan" Kata dahlan

Menurut Dahlan, bahwa mulai tahun ini hingga 10 tahun kedepan semua elemen harus bergerak untuk mengentaskan persoalan kemiskinan. Dan untuk mengentaskan kemiskinan itu harus diberi harapan " Kalau dalam bahasa Inggris (harapan itu) Hope. Bukan Heup (berhenti) bukan" ujarnya. Ditambahkan Dahlan, kalau harapan itu tidak diberikan kepada orang miskin, maka orang miskin itu frustrasi, putus asa dan tidak memiliki kepercayaan diri. Jadi masyarakat harus diberi harapan bahwa Indonesia ini sudah maju, sudah luar biasa.

Dahlan juga menjelaskan latar belakang kehidupan dirinya yang semasa kecil hidup dalam kubangan kemiskinan, dia menjelaskan latar belakang keluarganya yang adalah seorang buruh tani dan tukang kayu. Bahkan hingga kelas 2 SMA dirinya tidak memiliki sepatu. Namun demikian, menurut Dahlan bahwa miskin dulu dengan miskin sekarang itu berbeda. Walaupun keadaannya dulu miskin, tapi dia tidak pernah merasa menderita, karena hampir semua masyarakat miskin. Tapi saat ini kemiskinan saat ini berurusan dengan faktor keadilan. Sehingga semua pihak harus bersama-sama memecahkan persoalan kemiskinan ini.

Secara gaya komunikasi dan apa yang dikomunikasikan, Dahlan Iskan benar-benar menyihir masyarakat Kota Tasikmalaya dan sekitarnya, dan itu disiarkan langsung melalui saluran televisi radar Tasikmalaya, sehingga otomatis jangkauannya meliputi wilayah-wilayah lain sekitar Tasikmalaya, bahkan Jawa Tengah. Sehingga percikan konsep manufacturing hope Dahlan Iskan ini menyebar secara effektif.

Lalu berkaitan dengan kunjungannya ke beberapa simpul pondok pesantren yang ada. Dahlan Iskan memahami betul bahwa, di darah Tasikmalaya itu ada beberapa simpul utama ketokohan ulama dan jaringan alumni serta kekhasan pesantrennya. Pesantren Cipasung merupakan pesantren dengan kekhasan pola Tradisional dan sekaligus juga sekolah formal yang lengkap hingga perguruan tingginya. Kelekatan ideologi juang dan ajarannya berada pada jalur ormas Islam Nahdlatul Ulama.

Lalu Pesantren Suryalaya merpakan pesantren yang khas dari sisi ajaran Tharikat Naqsabandiyah dengan pengikut dimana-mana. Nasional maupun internasional. Pesantren ini banyak membantu para korban Narkoba dan juga pemulihan spiritualnya.

Dan terakhir Pondok pesantren Miftahul Huda Manonjaya, merupakan pesantren tradisional dengan alumni yang juga tersebar ke seantero Nusantara. Dimanapun ponpes yang menggunakan nama Miftahul Huda atau ada kata Miftah atau dibelakangnya ada Huda, biasanya ada hubungan kealumnian dengan Pesantren Miftahul Huda Manonjaya ini. Dengan organisasi alumni bernama HAMIDA dan HAWAMIDA nya. Pesantren ini memiliki kekuatan jaringan tersentral dari pimpinan umum atau pusatnya. Sehingga dalam beberapa event politik memiliki effektifitas yang diperhitungkan. Salah satunya dalam Pilkada Kabupaten Tasikmalaya kemarin yang dimenangkan oleh H UU Ruzhanul Ulum yang merupakan Cucu Alm KH Choer Affandy pendiri ponpes ini.

Kunjungan Dahlan Iskan ke Tasikmalaya dengan rangkain kegiatannya seperti itu memang menunjukan keseriusan DI dalam menyebarkan virus Manufacturing Hope nya, apakah itu ada kaitannya dengan target politik lebih jauhnya Dahlan dalam pencalonan dirinya dalam Pilpers nanti, entahlah. Hanya saja, saya menangkap, langkah-langkah Dahlan ini begitu terukur, cerdas, dan tersosialisasi dengan baik. Karena dia selalu memanfaatkan ketersediaan berbagai perangkat group media yang ada di genggaman tangannya.

Yang jelas, untuk urusan Manufacturing Hope nya ini, saya sangat terkesan. Seterkesannya saya dalam hal kesederhanaan dan kesungguhan beliau dalam melakukan perubahan budaya dan karakter pengelolaan tata kelola pemerintahan....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun