Ketika tanah mengalami transisi dari bentuk kepemilikan kolektif ke kepemilikan pribadi, akses terhadap nilai guna wisata dapat menjadi lebih umum dikendalikan oleh sekelompok pemilik properti yang ingin mendapatkan keuntungan ekonomi. Sebagai alat konsumsi, nilai-nilai guna wisata yang bertanah dengan demikian menginternalisasikan hubungan kelas antara pemilik dan pekerja sebagai konsumen yang lebih analog dengan hubungan antara tuan tanah dan penyewa tempat tinggal dibandingkan dengan hubungan antara pemilik tanah dan produsen kapitalis. Sebagai sebuah proses kelas, privatisasi menginternalisasikan perjuangan yang tak terelakkan antara pemilik dan konsumen nilai guna lahan.Â
KEMBALI KE ARTIKEL