Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Melestarikan Kearifan Lokal

16 Maret 2013   02:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:42 1652 2
Penulis : Novia Fadhilla Sari

Editor: Lely Puspita

Setiap tahun diperkirakan terjadi degradasi hutan sebagai imbas dari pengelolaan hutan yang kurang lestari. Secara sadar maupun tidak sadar, manusia sangat tergantung pada hutan dan hasil hutan didalamnya. Ketergantungan manusia terhadap hutan kadang dapat menjadi sebuah masalah. Pada daerah dengan kondisi sosial ekonomi rendah misalnya, masyarakat menjadikan hutan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Di era yang semakin berkembang, tuntutan ekonomi tidak jarang mendorong masyarakat ini memanfaatkan hutan secara berlebihan tanpa memperbarui sumber daya hutan yang telah diambil.

Lalu bagaimana cara menyeimbangkan input dan output dari masyarakat untuk hutan? Masyarakat hutan sangat unik dengan prinsip “kearifan lokal” yang dianutnya. Kearifan lokal merupakan gagasan lokal yang bijaksana, bernilai baik, penuh kearifan yang tertanam dan diikuti anggota masyarakatnya. Kearifan lokal dibangun dari nilai- nilai masyarakat itu sendiri yang berfungsi sebagai pedoman, pengontrol dan rambu- rambu dalam berhubungan dengan sesama maupun dengan alam.

Era globalisasi membuat pandangan masyarakat terhadap hutan memberikan output yang positif tetapi juga ada kemungkinan memberikan output yang negatif.  Kearifan lokal yang masih dijunjung tinggi dapat menjadi pedoman bagi masyarakat untuk mengenal dan menyadari pentingnya hutan dari waktu ke waktu. Jika dahulu masyarakat mengenal hutan sebagai penyedia kebutuhan hidup dan penyedia kayu (timber product), sekarang hutan juga difungsikan sebagai penyedia jasa lingkungan, estetika, bahkan religius. Namun, kearifan lokal yang mulai luntur karena pengaruh modernisasi membuat output yang diberikan oleh masyarakat kepada hutan menjadi negatif.

Globalisasi yang belum siap diterima oleh sebagian kalangan mayarakat sangat memungkinkan adanya transisi dari kearifan lokal menjadi kearifan ekonomi. Tekanan ekonomi yang mengglobal merupakan satu dari beberapa penyebab pudarnya kearifan lokal yang ada. Bisa kita bayangkan apabila hutan semakin rusak ditambah dengan tekanan ekonomi yang terus naik, memaksa masayarakat lokal untuk menjadikan hutan sebagai sarana pemenuhan kebutuhan ekonomi mereka. Akibatnya timbul pemanfaatan hasil hutan secara besar-besaran Apabila mereka tidak ikut “memanfaatkan” hutan mereka tidak akan mendapat bagian atas hasil hutan tersebut, hal inilah yang disebut sebagai “The Tragedy of the Commons”. Sekalipun  hak atas hutan tersebut bukan hanya milik masyarakat lokal, tetapi lingkungan sosial seakan mendukung tindakan yang kurang tepat ini. Sehingga pemahaman untuk memanfaatkan hutan secara besar-besaran menjadi suatu hal yang biasa. Oleh karena itu, dukungan terhadap kearifan lokal yang ada dalam masyarakat lokal akan sangat berarti nilainya. Adanya dukungan baik dari pihak pemerintah maupun swasta akan sangat membantu upaya untuk melestarikan kearifan lokal dan dampaknya untuk mengurangi degradasi hutan. Penghargaan pada kearifan lokal perlu diapresiasi dalam upaya untuk mengkonservasi hutan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun