Soukkhy adalah seorang mahasiswa Magister Manajemen UAJY yang berasal dari Laos. Ia pun tak enggan berbagi cerita tentang tanah air yang telah ia tinggalkan selama dua tahun itu. Untuk berwisata budaya, ia merekomendasikan Luang Prabang sebagai tempat yang tak boleh dilewatkan.
Kota Luang Prabang terletak di utara Laos, berjarak sekitar 425 kilometer dari Viantiane, ibukota Laos. Seluruh kota itu ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1975. "Seluruh kota menjadi world heritage site. Rumah, jalan, semuanya," kata Soukkhy sambil tertawa kecil.
Luang Prabang menjadi salah satu tempat favorit para turis mancanegara yang berkunjung ke Laos. Bahkan touropia.com menyebutnya sebagai most popular tourist attraction in Laos. Hal ini tidak lepas dari keindahan kota yang merupakan perpaduan antara arsitektur tradisional Laos dan sentuhan gaya Eropa.
Arsitektur tradisional Laos tampak pada sejumlah kuil peribadatan umat Buddha yang banyak terdapat di sana. Ternyata Luang Prabang juga merupakan pusat keagamaan Buddha di Laos. Sangat mudah bagi para turis untuk menemukan vihara atau bhiksu di seluruh penjuru kota. Bahkan tidak jarang tampak pemandangan unik di mana para bhiksu berbaris di pinggir jalan untuk mengumpulkan sedekah dari masyarakat maupun para turis. Selain itu tampak juga beberapa bangunan bergaya Prancis di sana sebagai monumen sisa-sisa masa pendudukan Prancis di Laos, yang telah berakhir beberapa dekade lalu.
Jika hari menjelang malam, para turis dapat berwisata belanja di pasar malam. Ada berbagai cinderamata yang dapat dipilih, misalnya kaos, gelang etnik, sampai patung dan ukiran. Biasanya sovenir di sana berciri khas budaya Laos yang kental dengan unsur Buddhisme.
Tentang wisata kuliner, menurut Soukkhy makanan tradisional Laos yang wajib dicoba adalah papaya salad, sejenis makanan yang dibuat dari buah pepaya muda dicampur dengan cabai dan lemon. Mirip seperti rujak di Indonesia.
Selain itu juga ada laap, yaitu olahan daging sapi, sayuran, dan bumbu-bumbu khas Laos. "Laap adalah makanan wajib untuk pesta di Laos. Misalnya ketika ada pesta pernikahan, maka laapharus disajikan," tambah Soukkhy. Makanan Laos sarat bumbu dan rempah, layaknya kuliner Asia pada umumnya, sehingga relatif lebih mudah diterima lidah orang Indonesia.
Jangan khawatir dengan kendala bahasa jika ingin berkunjung ke Laos. "Orang Laos bisa berbahasa Inggris dan senang membantu orang asing yang berkunjung ke sana," jelas Soukkhy. Bagaimana, anda tertarik untuk berkunjug ke Laos?
audiolink: https://soundcloud.com/kunthi-damayanti/eksotisme-laos-1