Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Dinamika Etika Penggunaan AI dalam Lingkup Perguruan Tinggi

16 Januari 2025   22:50 Diperbarui: 16 Januari 2025   22:58 14 0

Perkembangan teknologi yang semakin pesat di era digital 4.0 saat ini memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkembangan teknologi yang telah merasuki setiap sendi kehidupan masyarakat dapat dilihat dari segala bidang seperti informasi, kesehatan, olarahraga, pendidikan, dan sebagainya. Hal tersebut dilandaskan dengan adanya dampak terhadap kecepatan akses internet. Peningkatan akses internet di seluruh negeri menjadi landasan utama dalam membangun pondasi masyarakat digital. Adanya sikap dari masyarakat digital yang cenderung ingin serba cepat dan praktis menjadikannya memiliki ketergantungan terhadap setiap perkembangan tekonologi di sekitarnya. Penggunaan teknologi dengan bijak mampu menandai adanya paradigma terhadap efesiensi mengenai keterjangkauan yang lebih baik.

Adapun langkah progresif yang diambil pemerintah terhadap program "Making Indonesia 4.0" dapat ditunjukan dengan transformasi digital yang lebih komprehensif. Kecepatan laju dari perkembangan alat digital seperti komputer serta didukung dengan industri revolusi 4.0 yang pesat melahirkan adanya sebuah konstruksi kausalitas antara manusia dengan teknologi. Pada dasarnya komputer diciptakan sebagai alat yang bisa membantu manusia untuk mengelola dan menghasilkan data. Namun saat ini komputer tidak hanya digunakan untuk itu saja melainkan juga mampu untuk menjadi bagian penting dalam mengambil sebuah keputusan. Kendati demikian perkembangan komputer terus bergerak hingga masuk ke tahap yang lebih intim lagi yaitu dapat menyerupai kemampuan manusia. Istilah yang sering digunakan dalam menggambarkan kemampuan tersebut yakni dengan sebutan komputer cerdas. Selain itu Revolusi industri 4.0 adalah transformasi industri keempat yang dicirikan dengan pesatnya perkembangan teknologi dan terjadinya interkoneksi antara pembangunan teknologi dengan pemanfaatannya yang berpotensi menghasilkan terobosan baru yang belum pernah terjadi pada revolusi industri sebelumnya. Salah satu dampaknya adalah munculnya teknologi kecerdasan buatan atau dikenal sebagai artificial intelligence.

Saat ini istilah AI atau artificial intelligence mungkin bukanlah suatu hal yang tabu untuk didengar. Kita dapat dengan mudah menemukan berbagai macam bentuk AI berdasarkan fungsinya di laman internet yang tersedia, atau bahkan kita sendiri pun mampu untuk menggunakan AI sesuai dengan kebutuhan kita. AI sebagai sebuah kemampuan yang ditambahkan dalam sistem guna menafsirkan data eksternal secara akurat, kemudian data tersebut dikelola sehingga hasil yang didapat mampu mencapai tujuan tertentu. Jadi dengan kata lain AI adalah fitur kecerdasan tambahan yang  didapatkan dalam sebuah sistem yang mampu menginterpretasikan dan mengelola sebuah data yang dibutuhkan serta mampu menghasilkan hasil yang dituju. 

Kemunculan AI menjadi alat yang menjanjikan dalam meningkatkan kemudahan serta integritas para penggunanya guna memudahkan kebutuhannya. Selain itu pada hakikatnya AI bukanlah sebuah alat teknologi saja melainkan mampu memberikan dorongan terhadap inovasi serta efesiensi di berbagai bidang dalam lapisan masyarakat. Salah satu bentuk inovasi AI dapat dilihat melalui bidang pendidikan. Pada masa kini hubungan antara sistem pembelajaran dan AI dalam dunia pendidikan merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan. Penggunaan yang bijak dalam pengaplikasian AI akan dapat membantu terbukanya peluang baru yang lebih kreatif. AI memiliki potensi untuk mengubah cara kita mengajar bahasa, menjadikannya lebih mudah diakses dan efisien bagi pembelajar dari berbagai latar belakang. Hal tersebut menyongkong pengunaan AI dari setiap tingkat dalam pendidikan. 

Dalam dunia pendidikan di perguruan tinggi penggunaan AI akan sangat membantu adanya pengalaman pendidikan yang lebih efesien. Baik dosen maupun mahasiswa sering kali menggunakan AI guna membatu berbagai macam keperluan akademik seperti AI diminta untuk melakukan parafrase, merangkum, mengedit, serta menjawab dengan jawaban tingkat tinggi terhadap pertanyaan yang kompleks. Selain itu penggunaan AI dalam lingkup perguruan tinggi juga memiliki bermacam dampak yang positif apabila digunakan dengan bijak. Kendati demikian justru ada saja oknum -- oknum nakal yang menjadikan AI sebagai alat yang digunakan ke arah yang lebih negarif, seperti menggangu privisi orang lain, cyberbullying, serta penyebaran berita hoax, dan lain sebagainya. Adapun dalam dunia pendidikan penyelewengan penggunaan AI bisa dilihat dari kemunculan berbagai plagiarisme yang melanggar hak cipta di berbagai bentuk seperti analisa, penelitian, dan lain sebagainya. Oleh karena itu etika dalam menggunakan AI juga harus diperhatikan. Etika adalah seperangkat keyakinan tentang perilaku benar dan salah dalam suatu masyarakat. Penerapan etika dalam pengguanaan AI akan sangat menunjang kredibilitas para penggunanya. 

Dinamika etika dalam penerapan AI di perguran tinggi merupakan suatu hal yang perlu untuk diperhatikan. Hal tersebut dikarenakan sistem akademika dalam perguruan tinggi yang dituntut untuk terus berinovatif serta kreatif dalam setiap pergerakannya menjadikannya sebagai jenjang perguaruan dengan tingkat penelitian terbanyak. Dalam konteks ini etika penggunaan AI juga berlaku untuk setiap kalangan akademika di jenjang perguruan tinggi baik dari kalangan pengajar atau dosen serta kalangan pelajar atau mahasiswa. Kenyataannya etika merupakan landasan keberlangsungan hidup setiap individu guna mengaja moral serta keharmonisan bersama. Oleh karena itu penerapan etika penggunaan AI dalam lingkup perguruan tinggi perlu dijunjung agar terciptanya sebuah karya dari inovasi yang kreatif dan berkelas sehingga menciptakan kenyamanan bersama. 

AKSI

Pentingnya pendidikan etika serta pengembangan kompetensi di perguruan tinggi sangat menonjol dalam membentuk karakter dan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan oleh sistem pendidikan tinggi. Perguruan tinggi memiliki peran yang penting bukan hanya sebagai tempat untuk menyampaikan pengetahuan teknis, tetapi juga sebagai ruang yang membentuk nilai-nilai moral, etika, serta keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam karier dan kehidupan sosial. Jadi peran perguruan tinggi terhadap para mahasiswanya bukan hanya untuk memberikan ilmu saja tetapi juga untuk membentuk karakter yang lebih unggul sehingga mampu bersaing baik dalam dunia profesial dan kehidupan sosial. Selain itu pengembangan kompetensi dalam perguruan tinggi juga mendorong mahasiswa untuk memiliki kemampuan yang mumpuni dan bukan hanya berfokus kepada pengetahuan teoritis. Kemampuan tersebut meliputi pemikiran yang kritis terhadap setiap fenomena yang terjadi, memiliki komunikasi yang efektif sehingga mampu berkerja dalam tim, serta miliki jiwa kepemimpinan yang akan membantunya dalam menghadapi setiap permasalahan yang timbul.

Dalam konteks ini pengimplementasian terhadap sistem tersebut menimbulkan berbagai reaksi yang berbeda dari para mahasiswa. Reaksi pertama yaitu mahasiswa yang menerima dan menjalankan dengan sepenuh hati, namun sebagian mahasiswa lainnya justru merasa malas dan keberatan. Kurangnya spirit dalam jiwa mahasiswa namun di sisi lain mengharuskan mereka untuk melakukan semua itu menjadikannya untuk mencari jalan pintas. Salah satu cara yang dapat ditempuh guna memudahkan permasalahannya yaitu dengan menggunakan AI. Hal ini didasarkan karena AI mampu melakukan tugas-tugas yang biasanya dilakukan oleh manusia seperti berpikir, mengambil keputusan, mengklasifikasikan situasi, atau memperkirakan suatu keadaan. Dengan demikian pengguaan AI mampu mempermudah tugas atau pekerjaan yang diberikan. Kendati begitu dampak negatif yang timbul ialah adanya keterpengaruahan pemikiran atau bahkan kehidupan. Ketika AI memiliki kemampuan untuk mempengaruhi hidup kita, pertimbangan etika  menjadi  semakin  penting.

Etika yang dimaksud dalam konteks ini ialah memastikan bahwa AI tidak digunakan untuk melanggar hak asasi manusia. Penggunaan AI yang berlebihan dalam ranah perguruan tinggi ini dapat menimbulkan berbagai kekacauan. Kekacauan yang tidak bisa dihindari seperti pelanggaran hak cipta atau plagiarisme, melanggar privasi, serta tindakan yang merugikan baik untuk individu atau institusi. Plagiarisme dalam lingkup perguruan tinggi memang bukanlah suatu hal yang perlu ditingkatkan lagi, namun sering kali hal ini masih hanya sebagai sebuah himbauan. Dengan AI para penggunanya mampu mendapatkan banyak ide, inovasi, serta informasi, tapi pengguna yang bijak tidak akan semata-mata memasukan informasi secara mentah ke dalam penelitianya. Menghargai hak cipta milik orang lain mampu membuat kita lebih berfikir kritis lagi terkait fenomena yang akan dituju. Selain itu perguruan tinggi juga harus mampu memberikan pendidikan atau edukasi mengenai etika dalam menggunakan AI. Hal tersebut bertujuan agar para mahasiswa dapat memahami nilai untuk menghormati privasi orang lain,  memahami  keadilan dalam keputusan yang dibuat oleh AI, dan memahami dampak sosial dari teknologi ini.  Tindakan tersebut merupakan tindakan antisipasi dari adanya kegaduhan yang akan muncul apabila ada mahasiswa yang melakukan suatu perbuatan dengan tidak bertanggung jawab yang dapat mencoreng nama institusi universitas. Tindakan yang tidak bertanggung jawab seperti penyebaran berita hoax, cyberbulling, atau ujaran kebencian yang bahkan dapat merusak reputasi individu atau intitusi tertentu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun