Kapasitas dapat kita artikan sebagai perangkat kerja seorang manusia, produktitas seseorang sangat ditentukan oleh seberapa lengkap perangkat kerja yang dimilikinya.
Dalam dunia politik, sering sekali terjadi pembiasan makna antara kapasitas dan citra. Sering kita lihat seorang politisi sangat dicintai rakyat, dielu-elukan, karena dianggap berhasil dan merakyat. Hati-hati, belum tentu hal tersebut terjadi karena kapasitasnya, tetapi boleh jadi karena citra yang telah dihembuskan.
Dulu, Megawati dengan PDIP nya dielu-elukan oleh rakyat sebagai tokoh penting, berjuang melawan penindasan orde baru. Bahkan tindak tanggung-tanggung, PDIP berhasil menjadi pemenang pemilu tahun 1999 dengan perolehan suara yang fantastis, lebih dari 30%. Akan tetapi, beliau hanya mampu memimpin Indonesia dalam waktu yang singkat.
Maka siapa pun anda, jangan terjebak pada bias antara kapasitas dan citra. Fokuslah membangun kapasitas, citra bisa diurus kemudian. Citra memang penting, tetapi kalau tidak berhati-hati, citra justru dapat mengangkat seseorang pada titik yang tinggi untuk kemudian dijatuhkan kembali.
Kapasitas seseorang dapat saja terbentuk secara tidak sengaja atau alami, biasanya terbentuk pada diri seseorang dalam rangka survive dalam kehidupannya. Akan tetapi, kita tidak boleh hanya menunggu sampai kapasitas terbentuk dengan sendirinya. Perlu ada intervensi secara sengaja, perencanaan yang matang, kemudian dilatih dengan konsisten, tekun dan ulet.
Kapasitas yang diperlukan biasanya disesuaikan dengan rencana kerja atau amal unggulan yang akan dituntaskan pada masa yang akan datang. Kapasitas yang diperlukan untuk seorang diplomat yang handal tentu berbeda dengan kapasitas yang diperlukan untuk berperan sebagai dokter, guru dan pengusaha. Penentuan rencana amal unggulan sedini mungkin akan memudahkan serta menyegerakan proses pembentukannya.
Ingat, usia muda adalah saat yang paling tepat untuk pembentukan sebuah kapasitas.
Wallahu a'lam bisshawab
Aang Kunaifi
Trainer TRUSTCO Jakarta