Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Merbabu dan Kisah Pendakiannya

11 Oktober 2023   09:03 Diperbarui: 11 Oktober 2023   09:22 79 0
Malam ini menjadi pengalaman yang menyeramkan, banyak kejadian yang tidak masuk akal terjadi. Kejadian ini di di awali pada hari Jumat saat kami ber empat merencanakan akan mendaki gunung Merbabu. Aku, Topek, Casper, dan Akmal ingin mendaki gunung dan setelah pertimbangan panjang, yang menjadi pilihan terakhir yaitu gunung Merbabu. Dengan rencana yang sudah di tentukan akhirnya kami setuju berangkat hari Sabtu malam. Logistik, perlengkapan, dan mental sudah siap, kami pun berangkat menuju dari Surabaya. 3 jam perjalanan akhirnya kita sampai pada pos registrasi pendakian gunung Merbabu via Selo yang bertempat di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Administrasi sudah lengkap kita pun ingin segera mulai mendaki, tidak lupa memulai dengan do'a agar diberi keselamatan, kita berempat pun memulai pendakian.

Gunung Merbabu via Selo ini memiliki jalur yang cukup landai dan sangat cocok untuk pemula, akan tetapi dengan ketinggian 3.120 mdpl di Puncak Syarif dan 3.142 mdpl Puncak Kenteng Songo, Gunung Merbabu menjadi opsi terakhir bagi pendaki pemula. Pendaki pemula menjadi minder dengan ketinggian yang dimiliki Gunung Merbabu. Merbabu memiliki keindahan alam yang memanjakan mata, tetapi tidak dengan pengalaman - pengalaman mistis yang dialami pendaki di Merbabu.

Kami memulai pendakian di siang hari, mendaki dengan santai diselingi dengan canda gurauan, tidak terasa sudah 6 jam kita mendaki melewati pos 1 dan 2. Di pos 2 kita istirahat karena langit sudah mulai gelap kita mendirikan tenda di pos 2. Mendirikan tenda, masak makanan, dan diakhiri bercengkrama dengan segelas kopi membuat suasana nge camp menjadi lebih syahdu. Jam sudah menunjukan pukul 8, 2 diantara kita berempat sudah masuk tenda dan istirahat karena kita ingin melanjutkan ndaki jam 12 agar saat subuh kita sudah di sabana dan menikmati pemandangan sunrise. Saat ini lah hal-hal mistis mulai terjadi.

Dengan sisa aku dan Topek yang masih terbangun agar kita tidak kebablasan tidurnya. Masih menikmati secangkir kopi dan obrolan-obrolan tentang kehidupan menghiasi malam kita berdua. Lalu saat masih menikmati kopi dan obrolan malam, tiba-tiba lewat tiga orang pendaki yang menyapa kita berdua saat ngopi. Memang keramahan seorang pendaki tidak perlu ditanyakan lagi, mereka bertiga mampir sebentar untuk istirahat dan ikut menikmati kopi yang kami buat dan mulai ikut ngobrol. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun