Intro
“Waaa!” (4.000-an penonton berteriak histeris). Duo personil tetap plus duo personil tambahan menggoyang dengan intro. Hayley Williams, sang vokalis, melompat masuk ke panggung di tengah-tengah irama. Penonton tetap keukeuh berteriak “Waa! Waaaa!”
Ignorance
Gempa lokal, penonton lompat mengikuti irama “jeret-jeret-jet” khas Paramore. Sang vokalis pun berlanjut dengan joget-joget aneh ala Dolores O’Riordan. Alhamdulillah, sound jernih! Pelafalan lirik Hayley juga terdengar jelas. Setelah loncat sana loncat sini selama beberapa menit, beberapa abege pingsan terlihat telah gugur di depan sana. Marshall di sekitar panggung pun sibuk. Duuude, baru dua lagu duuuude!
Feeling sorry
Kualitas vokal Hayley memang prima. Ia menyapa penonton dengan ceria di tengah lagu, “You look absolutely gorgeous tonight. We are Paramore!” dan melanjutkan lagu lagi. Lari sana lari sini, menggelinjang sana menggelinjang sini. Sungguh atraktif! (Dikasih makan apa sih anak ini waktu kecilnya?)
That's what you get
Wogh. Lagu kesukaan saya. Ahihiw. Koor massal dong: “That’s what you get when you let your heart wins, woo-oo-ooo”. Curcol detected. Punkpop galau nih ye!
For a pessimist, I'm pretty optimistic
Hayley menyapa penonton lagi, mewanti-wanti kalau lagu setelah ini adalah lagu “cepat”, dan mari kita coba kemampuan berdansa kalian, Jekkarda!
Dan kami pun berdansa.
Ngomong-ngomong, kata-kata komunikasi Hayley ke penonton malam itu sungguh menghipnotis. Ia memuji fans, Jakarta dan Indonesia, tapi dengan cara dan pilihan kata yang sungguh hebat. Sepertinya ini memang direncanakan untuk membangun atmosfer penampilan yang makin memuncak.
Emergency
“Da-da-da this is a state of emergency da-da-da yadda-yadda-yadda.” OK lanjut!
Playing god
“This song’s called Playing God”, dan “Waaa!” (masih banyak aja yang histeris). Dan singalong. Chorus-nya memang singalongable sih.
Decode
Team Jacob dan Team Edward, keduanya bernyanyi bersama tadi malam. Sound-nya cakep, tebal, nyaman, melodius dan sekaligus menyeramkan di lagu ini.
Sesi akustik:
When it rains
Manis. Melodi gitarnya indah! Paramore sempat “minta ijin” duluke penonton untuk melakukan sesi akustik. Aksi gelinjang-menggelinjang Dek Hayley agak berhenti sebentar. Singalong sih tetap.
Where the lines overlap
Inilah lagu yang menurut trio yang sudah menelurkan trio album ini sangat berkesan. Lagu catchy ini didedikasikan untuk fans mereka. “No one is as lucky as us, we’re not at the end but we already won.” Cukup mewakili emosi dan semangat mereka ya?
Misguided ghosts
Galau. Agak dingin dikit. Singalong kok tambah menggila tapi?
Crushcrushcrush
Sesi akustik berhenti. Setting ke band penuh agak memakan waktu sekitar tiga menitan. Penonton udah teriak-teriak encore aja. Woi baru sepuluh lagu woi! Konser punk macam apa sepuluh lagu?
Di lagu ini, Hayley kembali ke mode menggelinjang. Naik ke atas kotak yang disiapkan di tengah panggung, menghadap penonton, mengajak bertepuk tangan. Tidur-tiduran seksi di kotak lain di sebelah kanan panggung. Sekitar 1.500-an orang mimisan.
Monster
Nah lagu baru. Gak apal gue. Dengerin OST Transformer Dark Side of the Moon sama-sama yuk biar hapal? Ini lagu pertama karya Paramore setelah ditinggalkan duo bersaudara Farro. Hmm, gitu deh.
Here we go again
“Balik lagi ke album pertama nyok?” kata Hayley Williams, mbak-mbak sekel berambut merah. Ayoook. Belum pada capek nih orang.
Pressure
Lagu sulit nih. Kenceng pula. Banyak-banyak ciptakan lagu macam ini ya, ‘More. Soalnya menurut saya temponya cocok untuk konser live, dan flick melodinya mengasyikkan! Mereka tak lupa mengenalkan The Swellers, band pembuka yang mereka ajak. “Waaa!” lagi untuk yang ke-513 kalinya.
Looking up
Personil terlihat bersenang-senang di atas panggung. Entah di lagu ini atau di lagu lain, Hayley didaulat memakai blangkon! Penonton ya makin menggila. Singalong di nomor ini gampang, tinggal wo-o-o-oo aja kok. Plus tipuan closing lagu. Sadis!
The only exception
Emaaaak! Dengan sound yang cukup jernih, lagu ini meluncur bak mengiris-iris hati penonton (dan lanjut ditetesi cuka pempek). Koor massal. Di tiga perempat lagu, mengalir kembang api dari belakang panggung. 3.996 orang mati galau.
Penonton pun makin panas (sambil mengelap mata yang basah). Meneriakkan slogan encore: “Pa-ra-more! Pa-ra-more!”
Encore:
Brick by boring brick
Lagu susah juga, terutama buat vokal. Tapi dilahap layaknya kacang goreng. Dan OK personil baru, kalian hebat juga. Saya kira setelah Paramore tinggal tiga orang, kalian bakal melempem. Kehebatan Paramore menurut saya adalah lagu bertema galau yang disampaikan dengan dewasa. Pilihan kata indah dan tidak pasaran menjadi kelebihan utama mereka—serta dibalut dengan irama punk pop yang keras nan melodius.
Misery business
“We have one business left for you here, Jeccardah…”
Dan tiga fans ditunjuk ke panggung. Berjoget, berdansa, berfoto bareng idola. Bagian akhir lagu ditutup dengan taburan confetti. Dan seperti biasa, Hayley menyatakan bahwa mereka akan kembali lagi. “Jika kalian pernah ke konser Paramore, hebat. Jika ini kali pertama kalian, welcome to the family!”
Sip deh Neng Hayley, ditunggu datang lagi ke Indonesia! Dan karyanya juga. Jangan sampai bubar ya.