Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Dia(lo)gue Gabusgabus

8 Desember 2013   20:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:10 18 0
Sorakku kegirangan
Akulah gabus Pertama
Dia guna ku ditengah pangan
Kutahu pasti tidak mungkin tandas
Sorakku lagi penuh gempita
Dia tinggalkan aku tegak habis
Bersama sebagian debuku

Bersisa tumpukan balok beku tawar
Aku tahu dia akan memberiku kawan
Benar saja, aku lihat Kedua hidup

Aku telah membaca
Ketika dia menaruhku diantara tepian bibir
Jembatan, hirup, aliran dan lembab
Meski bau dan malam
Itu yang membuat dia tenang
Tapi apalagi, aku keburu teronggok

Berayun tarik ulur
Aku [ber]kilaskilas bicara, "hey Kedua, cobalah kau baca akan mengasikkan..."
Tapi Kedua hanya diam,
Sepertiku, terus bekerja
Sampai sisa atau tidak, penting bagi kami membuat sempurna
Bagi penikmat tentu

Sudah kuduga, Kedua tak 'kan lama
Saat menggelepar
Dia tak meneruskan

Aku terbahak, kaulah gabus Kedua
Pilihan berpihak padaku

"Jangan bermuram, Kedua" ujarku memberi semangat
"Ter mak sih" jawabnya bergetar

Lalu, kami berbincang
Menyoal apa yang dia pikirkan
Betul, apa yg aku ucapkan tadi sejalan dengan yang barusan Kedua katakan
"Lalu bagaimana nasib Sepuluh lainnya?" Tanyaku penasaran, sebab Kedua lah yang terakhir melihat mereka
"Ya... Biarkan saja mereka yang menyambung cerita tentang dia. Kita sudah berakhir, kau berdiri aku terbaring" ucap Kedua lemas.

*****

Bising, calon debu gabus tak sabar
"Bagaimana nasib Pertama dan Kedua??" Sepuluh lain bersahutan
Pembungkus terganggu dan berucap, "diamlah kalian, bukan urusan kalian sekarang, dia bahayaku saat ini"

Aku Pembungkus, penyambung.
Saat kalian masih seperti ini, hanya aku yang berwenang.
Jika kalian ingin tahu, dia hendak melapis gandumgandum dengan isi rasa masam merona

Dia masih menghirup aroma air kali yg semilir bersaut, "Ci-li-wung"
Menepilah dia sekali lagi
Bersama hijauan dan kata tawarmenawar
Dia menyeka gusar

Hahhh... Dia salah
Membiarkan semu menghantui
Tanpa tanya
Tanpa jawab
Lalu dibenarkan

Salah dia
Gusar dia
Bukan sebab, kita ini hanya modal lelap
Merayap sirap
Agar dia kembali hinggap
Pada harap yang meriap

Sudahlah, kita bersiap
Maka ketika bertatap
Dia akan melahap.

Tengah, 20 November 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun