(Bolehkah kupanggil demikian?)
Di dunia nyata, kita memang tidak saling kenal
Kita hanya bertegur sapa lewat layar teknologi
--
Ibu melarangku menulis
Begitu katamu beberapa hari lalu
Saat itu aku berpikir, ibu macam mana yang melarang anaknya menulis?
Menulis jelas lebih bermanfaat dibandingkan keluyuran menikmati gemerlap malam
Menulis juga jauh lebih bermartabat daripada menertawakan orang yang diguyur tepung
--
Terlintas juga dalam benakku, apakah ibumu tidak pernah membaca?
Nama Shakespeare tidak akan abadi, andai ia tidak menulis tentang seorang pemuda yang meminum racun saat melihat kekasihnya terbujur kaku
Kita tidak akan tahu betapa menakjubkannya dunia sihir, jika Rowling tidak menulisnya
Kita tentu terus menduga kehidupan pesantren itu lurus dan cenderung membosankan, jika Kang Abik tidak menulis cerita tentang pemuda berambut gondrong yang naik kereta api dalam perjalanannya ke sebuah pesantren
--
Saat kau curhat ibu melarangmu menulis
Beberapa teman menyemangatimu, mereka juga mengalami hal serupa
Mereka bercerita tentang jalan yang diambil, abaikan ibu dan terus menulis
Mereka berkisah ibu akhirnya merestui setelah mereka mengukir kata "ibu" di halaman ucapan terima kasih di buku yang mereka tulis
--
Itu kah yang kau mau?
Terus menulis dan mengabaikan permintaan ibu?
--
Namun
Pernahkah kau sejenak merenung,
Benarkah ibu melarangmu menulis?
--
Teman,
Hari ini aku mengerti mengapa Ibu berkata berhenti lah menulis, Nak
Ibumu sebenarnya tidak melarang, ia hanya mengungkapkan rasa khawatirnya
Sesungguhnya ibu khawatir akan masa depanmu
Kau habiskan waktu siangmu di kantor, sibuk bekerja
Kau tandaskan waktu malammu di kamar, sibuk merangkai kata
Ibumu hanya khawatir, kapan kau akan mengenal lelaki?
Lelaki yang akan mengajakmu merangkai kisah masa depan
Kisah yang tidak hanya tertulis di kertas
--
25
Bukan lah angka yang menakutkan bagimu
Kau yakin masih banyak waktu untuk mengisinya
Tapi bagi ibumu?
Ibu khawatir waktu akan melibasmu
Tentu kau tahu, waktu itu relatif
Bisa saja tanpa sadar ia telah melewatimu
--
Teman,
Kau pasti tahu apa itu kompromi kan?
Kau melakukan apa yang ibu minta dan kau tetap bisa melakukan apa yang kau inginkan
Ibu memintamu membuka pintu hati, melangkah keluar dan mengenal lelaki
Apa salahnya melakukan itu?
Dan ibu pasti akan lebih bahagia jika kau memilih jalan yang lebih baik, menemui lelaki di ruang tamu dengan ditemani ayah-ibu
--
Jika semudah itu
Kenapa tidak kau lakukan permintaan ibu?
--
Dan tahukah kau
Kelak kau bisa menulis hal itu
Cerita tentang lelaki yang mencoba mengukir namanya di hatimu
Mereka yang gagal
Atau seseorang yang berhasil
--
Jika kau beruntung (semoga saja) menemukan lelaki yang mencintai
Kau bisa menulis cerita yang lebih indah dari kisah Habibi yang mencintai Ainun sepenuh hati sampai mati
Dan kalaupun kau kurang beruntung
Kau bisa membaca hidup Rowling
Sebelum menciptakan dunia sihir, ia orangtua tunggal yang hidup semenjana
--
Itulah hebatnya menulis
Kau bisa menulisnya saat bahagia menciummu
Kau juga bisa menulisnya saat sedih mengecupmu
--
Teman,
Aku tidak memintamu melakukan apa yang aku tulis ini
Aku hanya meminta sedikit waktumu untuk membaca ini
lalu merenungkannya
Hanya itu
Tidak lebih
--
Apapun yang kamu pilih
Aku berharap semoga kau mendapatkan yang terbaik
--
Terima kasih sudah meluangkan waktumu