Peristiwa Woyla atau peristiwa pembajakan Garuda Indonesia dengan Nomor penerbangan 206 pada tanggal 28 Maret 1981 merupakan salah satu peristiwa yang terbilang oleh banyak orang sebagai operasi kontra terorisme paling sukses di Indonesia. Kejadian berawal dari pesawat DC-9 "Woyla" Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan 206 dijadwalkan untuk berangkat dari Bandar Udara Soekarno Hatta, Jakarta menuju Pangkalan Udara Soewondo, Medan. Penerbangan ini kemudian melakukan transit di Pelabuhan Udara Talang Betutu dilanjut perjalanan menuju Medan. Namun, tidak disadari bahwa terdapat 5 orang anggota kelompok ekstrimis bernama "Komando Jihad" yang menyamar di antara para penumpang dan berencana melakukan pembajakan. Kelompok teroris tersebut berencana membawa pesawat ke Libya dengan transit terlebih dahulu di Colombo, Sri Lanka. Pembajakan berhasil dilakukan dan kelompok teroris menyuruh pilot pesawat untuk menuju Sri lanka. Namun, pilot menginformasikan bahwa bahan bakar tidak akan cukup untuk mencapai tujuan. Setelah mendengar informasi dari pilot, pihak teroris mengubah rute dan mendarat di Penang, Malaysia. Disana mereka meminta tiga hal yaitu pelepasan teman mereka yang merupakan pelaku penyerangan di Cicendo, uang sebesar 1,5 juta Dollar Amerika, dan jalur penerbangan khusus untuk rute pelarian diri. Pesawat kemudian diberangkatkan kembali, tetapi kehabisan bahan bakar dan mendarat di Bandar Udara Don Mueang, Thailand. Di tempat ini lah kemudian ABRI melaksanakan Operasi Woyla yang menjadi salah satu operasi pembebasan pembajakan paling ternama di Indonesia.Â
KEMBALI KE ARTIKEL