Namun keberhasilan KOPASSUS dalam pelaksanaan tugasnya itu kadang kala membuat cemburu dan iri kesatuan TNI lainnya, dan juga pastinya membuat gentar musuh negara. Oleh sebab itu tidak aneh bila cukup banyak kesatuan TNI yang berupaya dengan keras membangun pengakuan dikalangan publik dan para petinggi TNI, agar mereka bisa dinilai setara atau sekelas dengan KOPASSUS.
TNI AL dan AU bahkan rela 'meninggalkan' kapal perang dan pesawat tempur mereka hanya untuk membangun pasukan (khusus) yang konon katanya pasukan anti teror yang bisa membebaskan sandera. Padahal pekerjaan dan tugas pasukan khusus bukan hanya membebaskan sandera. Selain itu bila dicermati, ada tren pelaku teroris sudah lama banget tidak menggunakan modus penyanderaan dalam menjalankan operasi teror mereka. Seperti dalam demonstrasi Denjaka TNI AL dalam pembebasan sandera di kawasan Pertamina Plaju, Sumsel. Lihat: http://m.antaranews.com/berita/486530/detasemen-jalamangkara-tni-al-bebaskan-tawanan-teroris atau penyanderaan VVIP di dalam bus Damri seperti yg didemokan oleh Den Bravo pada HUT ke 69 TNI AU di Halim Perdana Kusuma 9 April 2015 Lihat: http://m.okezone.com/read/2015/04/09/337/1131374/den-bravo-hanya-butuh-dua-menit-bebaskan-sandera
Lebih dari itu, terinspirasi oleh kehebatan KOPASSUS yang sudah diakui dunia, celakanya panglima TNI kepingin ikut-ikutan AS dengan berencana membangun pasukan khusus TNI dengan nama bule pula, ISOCom (Indonesia Special Operation Command). Rencana menggabungkan KOPASSUS dengan Marinir dan Paskhas, sama saja dengan menggabungkan Manchester United (MU) dengan PSSI. Hasilnya pasti bukan MU+, melainkan MU-. KOPASSUS akan turun kelas dan menurun pula kualitasnya. Jadi tolong Panglima, jangan membuat kebijakan seakan populis tapi justru bisa merusak profesionalitas KOPASSUS dan membuat aib bagi pasukan komando. Lihat: http://m.kompasiana.com/post/read/686848/3/evaluasi-operasi-pembebasan-sinar-kudus-aib-komando-tni.html
Sementara itu..... musuh negara yang mengetahui persis kualitas KOPASSUS dalam pelaksanaan tugas melumpuhkan musuh negara, senantiasa berupaya mendiskreditkan KOPASSUS dengan isu pelanggaran HAM, dan menimbulkan kesan seolah Prajurit KOPASSUS bisa seenaknya menugasi dirinya untuk melakukan operasi militer yang umumnya berimplikasi terhadap terjadinya korban jiwa.
Mungkin banyak dari kita yang lupa atau bahkan tidak paham, bahwa KOPASSUS itu adalah alat negara yang paling ampuh untuk menyelesaikan tugas negara yg memerlukan penyelesaian dengan cara militer yang terukur, dan memiliki tuntutan keberhasilan pelaksanaan tugas yang tinggi. Jadi KOPASSUS itu 'hanya alat', bukan yang memiliki alat, dan bukan pula yang menggunakan alat.
Sehingga seperti halnya dengan alat atau senjata apapun, KOPASSUS sama sekali tidak bisa bergerak sendiri melakukan tugasnya. KOPASSUS tidak bisa bertempur atas inisiatif dan kehendaknya sendiri. Bahkan KOPASSUS tidak bisa menentukan sendiri siapa musuhnya. Semuanya itu atas putusan resmi negara.
Ketika negara menetapkan bahwa musuh itu telah 'diampuni' atau mereka yang semula musuh negara sudah diakui sebagai teman, maka mereka itu juga temannya KOPASSU. Oleh sebab itu KOPASSUS tidak memiliki musuh dan tidak perlu dimusuhi.
Sebagai wujud dari komitmen tersebut maka tangga 29 April mendatang, rencananya KOPASSUS akan menggelar acara Silaturahmi Korps Baret Merah yang dihadiri oleh para sesepuh, dan juga dihadiri oleh para mantan musuh yang pernah saling berhadapan langsung di medan tempur.
KOPASSUS adalah milik Bangsa Indonesia, bukan hanya milik TNI AD. Boleh saja ada banyak Pasukan Khusus di jajaran TNI, namun yang asli hanya bermarkas di Cijantung. Pasukan yang lain.... KW.
Selamat Ulang Tahun KOPASSUS. Komando!