Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Casa Villavicencio "Wedding Gift"

10 Februari 2010   08:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:00 389 0
[caption id="attachment_69577" align="alignright" width="300" caption="Tampak muka Casa Villavicencio, Taal, Provinsi Batangas. - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] Kisah Casa Villavicencio: Filipina boleh bangga punya warisan sejarah yang terpelihara baik. Denyut perekonomian Taal begitu hidup hingga tahun 1754 Gunung Taal meletus dan material volkaniknya menyumbat Sungai Pansipit. Casa Villavicencio dibangun tahun 1850 oleh Eulalio Villavicencio yang beristrikan Gliceria Marella Villavicencio. Rumah dua lantai dibangun dengan gaya Victoria, yang dindingnya berlapiskan kanvas yang dilukis gaya Art Nouveau oleh Emilio Alvero. Seluruh perabotan dan isinya masih asli sejak rumah didirikan. Demikian pula tungku-tungku di dapur dengan perabotan masak yang terbuat dari tanah liat. [caption id="attachment_71672" align="aligncenter" width="500" caption="Tampak muka Casa Villavicencio "Wedding Gift", yang dibangun tahun 1870, terletak bersebelahan dengan Casa Villavicencio yang dibangun 20 tahun lebih dahulu di Taal, Provinsi Batangas, Filipina. Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] Setelah anak Eulalio menikah, tahun 1870 ia menghadiahkan sebuah rumah untuk anaknya itu. Berlokasi persis di sebelah Casa Villavicencio, rumah ini dinamai sebagai "Wedding Gift". Masih berupa rumah dua lantai bergaya Victoria, rumah kedua ini dibangun dengan tata letak ruangan yang tak jauh berbeda dengan rumah pertama. [caption id="attachment_71663" align="alignleft" width="150" caption="Gliceria Marella Villavicencio, istri Eulalio Villavicencio."][/caption] Rumah kedua ini sudah direnovasi oleh Benny Quiblat, yang memperistri cucu Eulalio Villavicencio. Lantai ruang makan di lantai dua sempat runtuh separuh, yang lantas diperbaiki Benny. Seluruh bangunan dicat ulang, dan perabotan yang rusak diperbaiki atau diganti. Benny sempat bekerja selama 4 tahun di Jakarta sebagai praktisi telekomunikasi seluler. Sepulang dari Jakarta ia membawa pulang beberapa lampu dinding antik dan meja dinding. "Kedua lampu ini saya bawa dari Jakarta," ungkap Benny sambil menunjuk lampu-lampu dinding di ruang keluarga lantai atas. Desainnya sama dengan lampu gantung besar di tengah ruang, yang masih asli. Meja dinding di ruang makan keluarga di lantai atas juga dibawa dari Indonesia. "Desainnya sama dengan meja asli di ruangan ini dahulu," papar Benny, sambil menambahkan bahwa meja tersebut terbuat dari kayu mahoni. Meja ruang makan masih perabot asli yang sudah dipelitur ulang. Pada hari libur dan akhir pekan, keluarga Quiblat dan Villavicencio masih kerap berkunjung ke rumah ini dan makan di meja tersebut. "Kalau sedang ramai, meja ini bisa disambung dengan meja tambahan. Total bisa menampung 24 orang pada saat makan bersama," ungkap Benny dengan semangat. [caption id="attachment_71664" align="alignleft" width="150" caption="Anak-anak Tuan Eulalio dan Nyonya Gliceria Marella Villavicencio."][/caption] Semua ruang di rumah kedua ini masih berfungsi normal dan bisa dipakai beraktivitas sehari-hari. Kamar-kamar tidur sudah dilengkapi pendingin ruangan. "Karena kami sekeluarga jika berkunjung ke rumah ini selalu tidur di kamar-kamar tidur ini seperti pendahulu kami," ungkap Benny. Kamar mandi juga berfungsi normal dan bersih serta air mengalir lancar. Bathtub, wastafel dan keran-keran air masih asli antik. Masih ada sejumlah rumah serupa di Taal yang masih berdiri kokoh saat ini. Benny Quiblat memang sehari-hari tinggal bersama keluarganya di Manila. Ibu mertuanya, cucu Eulalio Villavicencio, sekarang berusia 94 tahun dan ikut tinggal bersamanya di Manila. "Saya sudah bicara dengan pemilik-pemilik rumah lain di Taal, untuk ikut melestarikan warisan keluarganya," aku Benny. Selain untuk menghormati leluhur, rumah-rumah kuno ini juga bisa dijadikan obyek wisata. Tentu pengembangan selanjutnya bisa lebih luas lagi dan manfaatnya bisa diwariskan turun-temurun. [caption id="attachment_71670" align="alignleft" width="150" caption="Cucu-cucu Tuan dan Nyonya Villavicencio, generasi ketiga. Tampak di tengah ibu mertua Benny Quiblat yang sekarang berusia 94 tahun."][/caption] Tak jauh dari kedua rumah keluarga Villavicencio ini terdapat gedung bekas pusat pemerintahan Taal. "Municipal Government of Taal", demikian titel yang tertulis di muka bangunan itu dan berimbuhan tarikh 1572. Tahun itu adalah tahun pertama kolonialisme menancapkan kuku perekonomian dan kekuasaannya di ujung selatan Pulau Luzon. Sepertinya Taal sudah hidup jauh sebelum Portugis masuk ke Batavia pertama kali tahun 1596. Waktu seakan berhenti di Taal. Terbayang lalu-lalang kereta kuda para saudagar Taal yang sibuk mengurus bisnisnya. Wanita-wanita cantik keturunan Spanyol yang berpayung untuk menangkis sinar matahari tropis tatkala melintas di jalan. Terbayang pula penduduk asli Filipina, yang menjadi pegawai rendah dan buruh sedang bersenda gurau dalam bahasa Tagalog. [caption id="attachment_71696" align="aligncenter" width="499" caption="Ruang utama di lantai dua Casa Villavicencio "Wedding Gift", Taal, Provinsi Batangas, Filipina. Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] [caption id="attachment_71700" align="aligncenter" width="500" caption="Kamar tidur utama di lantai 2 Casa Villavicencio "Wedding Gift". - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] [caption id="attachment_71702" align="aligncenter" width="500" caption="Perabotan yang masih asli, utuh dan lengkap sejak Casa Villavicencio ini dibangun tahun 1870. - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] [caption id="attachment_71703" align="aligncenter" width="500" caption="Ruang makan di lantai 2 bagian belakang Casa Villavicencio "Wedding Gift". Separuh lantai ruang makan ini pernah runtuh karena lapuk, lantas direnovasi oleh Benny Quiblat, yang memperistri cucu pendiri rumah ini. - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] [caption id="attachment_71705" align="aligncenter" width="500" caption="Benny Quiblat, yang memperistri cucu pendiri Casa Villavicencio, dan merenovasi kedua rumah yang didirikan oleh kakek-nenek istrinya. - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] [caption id="attachment_71708" align="aligncenter" width="500" caption="Perabotan dan segala isi rumah Casa Villavicencio "Wedding Gift" yang masih utuh dan lengkap seperti ketika rumah ini didirikan tahun 1850. - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] [caption id="attachment_71711" align="aligncenter" width="500" caption="Pintu masuk Casa Villavicencio "Wedding Gift" di Taal, Provinsi Batangas, Filipina. - Foto oleh: Kristupa Saragih"][/caption] x

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun