]Apa jadinya kalau ka Seto datang ke Trotoar Taman Yasmin.. “Kenapa gedung gereja kami disegel ya Kak?” Kak Seto termenung dan tersentuh, ketika seorang anak sekolah minggu bertanya, kenapa mereka selalu beribadat di pinggir jalan, padahal mereka punya gedung namun disegel? “Anak-anak, mari kita belajar saling memaafkan. Mari kita bersatu. Jangan ada yang merasa baik sementara yang lain tidak. Kita semua sama. Kakak hanya pesan, belajarlah yang rajin dan tekuni yang baik ya” kata Kak Seto menjawab pertanyaan anak sekolah minggu tersebut. Jawaban Kak Seto adalah jawaban bijaksana yang mengingatkan mereka bahwa persaudaraan dan kasih sayang tetap harus ada meski situasinya memperihatinkan. Renungan ini juga untuk mengingatkan betapa kitalah, orang-orang dewasa, yang membuat mereka rentan terhadap stigma dan kebencian. Karena justru perilaku kitalah, yang sering penuh dengan stigma atau prasangka. Dan sering, secara tidak sadar, kita menularkannya pada mereka. Itulah yang harus dicegah dari peristiwa diskriminasi ini. Rangkul, temani dan ingatkan mereka agar kasih dan persaudaraan selalu ada dihati mereka meski mereka ada di trotoar, sekalipun rumah orang tua mereka dibakar kelompok-kelompok intoleran. Tidak mudah, tapi harus dilakukan, demi generasi masa depan Indonesia yang lebih baik, dan jika saat ini, kita belum dapat menuntaskan perjuangan ini, mereka, anak-anak ini akan menyelesaikannya...nanti, jika masa mereka tiba. rn
KEMBALI KE ARTIKEL