Indonesia dari masa ke masa memiliki wakil yang kerap kali bersebrangan dengan pendapat rakyat, tentu itu bukanlah hal yang salah karena bisa saja hal tersebut adalah satu-satunya jalan demi mempertahankan cintanya terhadap bangsa dan rakyat Indonesia, berjuang mati-matian walaupun caci maki terus melanda di kalangan mereka. Mereka bekerja keras dan putar otak demi rakyatnya meskipun tuntutan rakyat terus berdatangan, namun rakyat tidak pernah tahu apa yang mereka lakukan di balik layar demokrasi Indonesia ini. Bisa saja mereka bekerja maksimal dengan hasil yang maksimal, bekerja maksimal dengan hasil yang tidak maksimal, bekerja maksimal tanpa hasil, bekerja tidak maksimal dengan hasil tidak maksimal, dan tidak bekerja dengan tanpa hasil apapun.
Dewan Perwakilan Rakyat berkali-kali merancang aturan dan perundang-undangan demi mendisiplinkan dan memajukan rakyatnya agar menjadi bangsa yang aman, adil, makmur, berdaulat, dan sejahtera. Namun sekarang kita lihat, rakyat sudah pintar dan semakin pintar. Rakyat sipil, buruh, mahasiswa, dan berbagai lapisan masyarakat kini sudah melek terhadap politik Indonesia. Mereka merasa gerah terhadap permainan politik di negeri ini yang seakan-akan hanya begitu-begitu saja. Banyak dari mereka hanya menelan kekecewaan terhadap pemerintah terutama wakil mereka yaitu DPR yang justru bersebrangan dengan keinginan rakyat Indonesia. RUU MD3, RUU Pilkada, RUU DOB, dan lain sebagainya, rakyat tahu akan hal itu dan tidak buta, bahkan rakyat sudah tidak dapat lagi dibutakan oleh segala kicauan dan pencitraan dengan tujuan mencuci otak mereka.
BBM naik, jumlah orang kaya di Indonesia semakin banyak, kemiskinan bertambah, pengangguran bertambah, kesenjangan sosial semakin jauh, kriminalitas semakin tinggi, semua seolah membuktikan rakyat gerah dengan sikap pemerintah yang membebani rakyat secara terus menerus tanpa ada perubahan yang menguntungkan mereka. Aksi penipuan semakin marak dengan berbagai macam modus, ini adalah salah satu contoh sindikat yang dilakukan untuk mengejar harta demi mencapai tujuan yakni kesejahteraan.
Korupsi merupakan hal yang tidak asing lagi di telinga orang Indonesia, karena hal itu lazim dilakukan oleh para pejabat-pejabat di Indonesia. DPR, menteri, pimpinan daerah, dan sebagainya sudah menjadi langganan sarang korupsi. Apakah DPR masih dapat dikatakan bagian dari rakyat Indonesia? Setelah mereka kampanye dengan segala kesederhanaan dan obral janji, jual sana sini demi popularitas dan jabatan anggota dewan. Kemudian, mereka dilantik menjadi anggota dewan dengan gaji yang lebih dari cukup, fasilitas yang memadai, dan menaikkan gengsi atas dasar menaikkan status atau derajat. Sedangkan rakyat yang memilihnya dilupakan dan janji serta komitmen yang awalnya ingin menjadi patriot bangsa namun sirna dengan godaan dan indahnya dunia pemerintahan. Sungguh miris, ibarat kacang lupa kulit, sudah berpisah dari status rakyat menyandang gelar wakil, kini mereka mementingkan orang-orang yang memiliki gelar yang sama yaitu wakil rakyat.
Hidup mewah untuk mereka sang DPR adalah hadiah dan ucapan terima kasih dari rakyat atas jasa mereka yang telah berjuang demi rakyat. Tentu rakyat tidak mempermasalahkan jikalau mereka sang dewa bergaya mentereng dan memiliki kerja nyata, namun rakyat dapat menikmati hal yang sama dengan mereka, mungkin mereka bersama-sama dapat saling merangkul dan berpelukan atas hasil dan kemajuan yang mereka hasilkan demi Indonesia tercinta. Tidak perlu kita berpandangan dengan negeri seberang yang pemimpinnya sederhana di negeri yang kaya, pemimpin yang mewah di negeri yang kaya, namun mereka adalah bangsa yang disegani oleh kawan maupun lawannya. Disegani karena rakyatnya yang bersatu teguh, maju, gotong royong, cerdas, militan, berdaya guna, cinta damai, dan lain sebagainya. Disegani juga karena kekayaan alam dan hasil jerih payah rakyatnya.
DPR, seharusnya menjadi panutan dan orang-orang yang di cintai rakyat. DPR, seharusnya mengayomi dan melayani masyarakat. DPR, seharusnya melayani bukan dilayani. DPR, seharusnya menjadi sahabat rakyat bukan musuh rakyat. Semoga suatu saat nanti, kita orang Indonesia dapat merealisasikan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, karena disanalah dasar dari jati diri bangsa Indonesia yang sebenarnya. Bersatulah Indonesiaku, Jayalah Indonesiaku, Majulah Indonesiaku.