1. Final Ganda Campuran Indonesia vs Tiongkok
Pada laga ini pasangan Indonesia Praven Jordon/Debby Susanto berhasil mengalahkan pasangan dari Tiongkok Wang Yilyu/Huang Dongping dalam dua set langsung yaitu 21 - 17 dan 21 - 18. Kemenangan ini menjadi moment yang sangat membanggakan setelah lama mereka tidak meraih gelar. Tentu saja juga menjadi kebanggaan tersendiri bagi penikmat bulu tangkis pada khusus dan seluruh bangsa indonesia pada umumnya sebab prestasi ini bisa membayangi senior mereka Owi/Butet.
2. Final Ganda Putri Tuan Rumah vs Tiongkok
Sangat tidak mengenakan pasangan ganda putri korea harus takluk di hadapan pasangan Tiongkok di kadang mereka sendiri, dua set berturut - turut. Cheng/Lee yang merupakan unggulan ke 3 dunia harus menyerah dengan mudah pada Yu XH/Hjong Yo. Angka perolehan game untuk kemenangan pasangan Tiongkok terpaut jauh 21 - 11 & 21 - 15.
3. Laga Fina Tunggal All Indonesia
Pada laga final untuk tunggal putra Indonesia boleh berbangga hati karena mampu membawa dua pemain muda kita hingga partai final. Komentator bung Luluk Hadianto yang juga mantan atlet bulu tangkis Indonesia berkomentar bahwa untuk tunggal putra ini kita tidak perlu cemas karena siapapun yang menang, medali emas akan tetap menjadi milik Indonesia. Benar juga ya...hahahaha.
Kedua pemain muda Indonesia ini mempunya keinginan yang sama untuk menjadi jawara super series pertama kalinya. Nasib tak beruntung harus di telan Jonathan Christie (peraih medali emas pada Sea Games 2017 di Malaysia) ini harus takluk pada permainan agresif Anthony Sukasini Ginting. Jojo sempat bangkit di game ke 2 namun tetap tak bisa meredam smash keras Ginting 21 - 13, 19 - 21 & 22 - 20.
4. Final Tunggal Putri Jepang vs India
Partai final putri ini berlangsung seru dan mengharukan. Hal ini karena mempertemukan kembali petarung tangguh N. Okuhara dan Pusarla Sindhu setelah sebulan yang lalu (Agustus 2017) mereka bertemu du laga final WBF 2017 di Scotlandia. Pada saat itu Pusarla harus takluk pada pemain kecil - kecil cabai rawit Okuhara.
Kini keduanya bertemu kembali di puncak final Korea Super Series. Tak ingin kalah lagi untuk kedua kalinya, Pusarla terus melalukan serangan dan berusaha menghindari rally game. Walaupun sempat terjadi tapi hanya 42 pukulan saja. Hingga akhirnya taktik ini berhasil menumbangkan juara dunia. Pusarla mengunci kemenangan mengharukan ini dengan skor 22 - 20, 21 - 11 dan 21 - 18.
5. Final Ganda Putra Indonesia vs Denmark
Permainan agresif ganda putra Indonesia Kevin/Marcus belum cukup berhasil untuk mengkandaskan pasangan Denmark. Serangan bertubi - tubi yang di lontarkan pasangan Indonesia mampu di tangkas apik oleh Mathias Boe/Mogensen. Dengan demikian pasangan Indonesia harus puas sebagai runner up dengan skor 21 - 19, 19 - 21 dan 21 - 15.
Bila di lihat tim bulu tangkis Indonesia untuk tunggal dan ganda putri masih belum bisa bersaing di turnamen dunia. Perlu belajar dari Tiongkok yang hampir di setiap turnamen selalu mendominasi di hampir semua kategori pertandingan. Hidup bulu tangkis Indonesia.