Senja kali ini tidaklah seperti Senja hari-hari kemarin. Ia tersendiri dalam kisahnya dan kisahku. Pada Senja yang awalnya tempat orang beradu kaku atas kisah-kisah yang kelabu.  Dan sore ini Senja kembali membentuk ruang-ruang paling sendu. Ketika jiwa dan ragaku terpisah jauh. Jiwa terhempas. Seperti butiran-butiran pasir yang tak berdaya karena terhempas oleh kejamnya gelombang tasik yang selalu menderu.
KEMBALI KE ARTIKEL