Pejabat publik menjadi jabatan yang cukup "rawan."
Statement-statement yang dikeluarkan seorang pejabat publik -- misalkan setingkat Menteri -- pada dasarnya memberi efek yang cukup gebyar di tengah masyarakat ketika dilempar begitu saja. Ditambah tekanan-tekanan di dunia virtual yang tak terkendalikan,
statement-statement seorang pejabat publik sangat mudah diobrak-abrik, dishare, dan jadi kaya interpretasi. Inilah yang dialami Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. Buntut pernyataan "Jangan memilih pemimpin hanya karena wajahnya tampan dan mulutnya manis," Menag Yaqut pun mendapat sentilan dari rumah kediaman Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
KEMBALI KE ARTIKEL