Buku adalah jendela dunia. Pepatah bijak tersebut mengajarkankan bahwa buku adalah sarana untuk menikmati keajaiban dunia. Seperti melihat luar angkasa tanpa perlu naik Apollo menuju ke sana, menaiki mesin waktu pergi ke masa lampau melihat pembangunan Borobudur, berfantasi dengan imajinasi melayang menaiki naga terbang ketika membaca Eragon, menangis haru bersama Ikal dan Arai ketika Tuhan memeluk mimpi mereka dalam Laskar Pelangi. Selain itu, dengan buku yang tepat kita bisa belajar macam-macam ilmu pengetahuan dan ketrampilan seperti: matematika, kimia, biologi, memasak, menulis, musik, program, origami, meramal, sulap, dan banyak lagi. Menurut pendapat penulis, semua jenis pengetahuan dan keterampilan yang sudah diketahui manusia, pasti sudah dibuat bukunya.
Sayang, Indonesia belum sepenuhnya melaksanakan petuah bijak tersebut. Minat baca di Indonesia paling rendah di ASEAN menurut survey yang dilakukan oleh UNESCO [1]. Harga buku yang mahal dituding sebagai salah satu penyebabnya. Dari pengamatan penulis, buku dengan tebal 200-1000 halaman, harganya berkisar antara 30-an ribu hingga 100-an ribu. Apalagi buku terbitan luar negeri bisa berkali lipat harganya. Misal kamus Inggris kecil terbitan Oxford harganya 4 kali lipat lebih mahal daripada kamus Inggris terbitan lokal. Kemarin, tiga orang teman kuliah penulis harus urunan untuk membeli buku terbitan luar negeri—yang akan disumbangkan untuk kampus sebagai syarat wisuda—karena harganya mencapai ratusan ribu. Padahal buku dengan tebal dan isi yang hampir sama terbitan lokal harganya paling puluhan ribu saja.
Semua ada solusinya. Ada kemauan pasti ada jalan. Asal ada minat baca, maka pasti ada jalan untuk mendapatkan buku yang berkualitas dan murah bahkan gratis. Mau bukti? Gigapedia.com [2] adalah buktinya. Di situs ini kita bisa mendapatkan buku-buku bermutu dan gratis dengan mudah. Kita tinggal registrasi—sekali lagi gratis—lalu mencari buku yang dikehendaki kemudian mengunduhnya. Situsnya mengklaim ada 360.000 lebih judul buku yang bisa diunduh.