Tentu bukan karena Media takut melakukan itu, melainkan untuk kepentingan bisnis, membuat serial panjang dialog-debat-pembahasan dalam berbagai acara. Tentu tidak lagi menarik bila secara gamblang langsung buka-bukaan di depan.
Disini, kita bahas Partai dan Cawapres yang pantes untuk dampingi Jokowi, blak-blakan apa adanya. Kita urutin berdasarkan hasil Quick Count Pemilu kemarin.
1. Golkar - (Perolehan Suara QC: 15,01%)
ARB gak mungkin mau mengalah untuk menjadi Cawapresnya Jokowi. Itu sudah harga mati. Kalau Golkar koalisi dengan PDIP, yang akan dimajukan mungkin Jusuf Kalla atau Akbar Tanjung.
Walau begitu, kemungkinannya kecil Golkar ajukan mereka, karena itu sama aja bunuh diri Politik bagi ARB, gak dapet apa-apa dia dengan gembar-gembornya selama ini dan Golkar akan segera lepas dari tangannya begitu JK atau AT naik jadi Wapres.
Kemungkinan Koalisi PDIP - Golkar, gak sampe 30%.
2. Gerindra (Perolehan Suara QC: 11,77%)
Prabowo yang sudah sakit hati dikhianati perjanjian Batu Tulisnya, akan jadi Banci sejati bila menjilat ludah sendiri atas serangannya terhadap PDIP dan Jokowi selama kampanye kemarin bila memilih Koalisi dengan PDIP.
Bukan tipe Prabowo untuk merendahkan diri sendiri seperti itu, apalagi Prabowo memang punya kemampuan untuk memimpin, bukan jadi orang nomor 2.
Kemungkinan Koalisi PDIP - Gerindra lebih kecil dari Golkar, karena Prabowo gak punya calon lain yang bisa dia ajukan jadi Cawapres dari internal Gerindra. Ahok gak mungkin dipasangkan dengan Jokowi sebagai Cawapres, malah jatuh kredibilitas ke-2nya karena semua orang akan menilai Gubernur dan wakilnya kompak sama-sama meninggalkan Jakarta untuk jabatan yang lebih tinggi.
3. Demokrat (Perolehan Suara QC: 9,43%)
Banyak orang menyangsikan Koalisi PDIP - Demokrat karena masalah pribadi Megawati VS SBY. Ini jauh dari kenyataan sekarang di panggung politik. Kemenangan Pileg PDIP lebih karena faktor Jokowi, bukan Megawati. Dan dukungan pemilih kepada PDIP lebih kepada dukungan untuk Jokowi, bukan kepada PDIP. Itu fakta yang sulit dibantah.
Banyak kita temukan di berbagai media online, Soekarnois/Marhaen dan Loyalis Megawati bergesekan dengan ProJo (Pro Jokowi) yang bukan berasal dari kader internal PDIP. ProJo lebih banyak dari orang non kader, kalaupun ada dari kader internal PDIP, mereka sudah muak dengan dinasti yang menguasai PDIP dan ingin menjadikan partai mereka benar-benar Demokratis sesuai namanya. Jokowi adalah pintu masuk menuju pembaharuan partai.
Disinilah peran besar Partai Demokrat dibutuhkan untuk mengamankan Jokowi. Kita harus jujur bahwa Jokowi masih minim pengalaman dan prestasi di tingkat Nasional. Sedangkan Demokrat telah "menguasai" negeri ini selama 10 tahun sehingga memiliki infrastruktur pemerintahan yang kuat. Dengan didukung Demokrat, Jokowi akan jauh lebih mudah menjadi Presiden karena urusan-urusan rutin pemerintahan sudah beres tinggal fokus pada urusan besar seperti Pemberantasan Korupsi dan hal penting lainnya.
Siapa Calon dari Demokrat yang terbaik untuk mendampingi Jokowi?
Dahlan Iskan, banyak dibicarakan sebagai calon kuat pemenang Konvensi Demokrat bersama Gita Wirjawan. Sayang keduanya bukanlah orang yang tepat. DI tidak bisa mengisi kekosongan Jokowi karena mereka orang yang sama tipenya. Blusukan, 'cengengesan', tidak tunduk pada protokol/aturan. GW walau pintar tapi masih hijau dan minim pengalaman, sama seperti Anies Baswedan.
Calon terkuat dari Demokrat sebetulnya sudah bisa diprediksi adalah adik ipar SBY, yaitu Pramono Edhie Wibowo, yang pasti akan dapat dukungan penuh dari SBY dan semua loyalisnya.
PEW memiliki track record yang bersih dari Korupsi, mengenal betul seluruh Penjuru Nusantara dan memiliki Ketegasan, Kedisiplinan dan Kepemimpinan dari pengalaman Militernya yang akan menguatkan Jokowi. Ini akan menjadi pasangan ideal, Jokowi seorang yang rendah hati, dekat dengan masyarakat, sederhana dan penuh kreatifitas bersanding dengan Pramono Edhie seorang Jenderal purnawirawan yang santun, sederhana, bersih, tegas dan mengenal Nusantara secara menyeluruh.
Tokoh lain dari Demokrat sepertinya tidak ada yang menonjol dan akan diajukan menjadi Cawapres walaupun ada 11 orang yang mengikuti Konvensi Partai Demokrat.
Tulisan ini akan bersambung untuk membahas kandidat lain, khususnya dari PKB yang sudah menggebu-gebu mendekati PDIP sejak hari pertama pasca pemilu legislatif kemarin.