Jari-jarinya masih lincah memasukan nilon di antara dua bilah bambu seukuran lidi, padahal matanya sudah tidak seberapa terang. Penyakit mata yang dideritanya sudah sejak lama membuatnya lebih banyak berdiam diri di rumah, meluputkan diri dari tamparan matahari. Jari-jarinya masih bermain. Sesekali ia menunduk, megamatinya dalam jarak dekat, mencoba memastikan kerapiannya. Selalu seperti itu, dalam rumah yang berukuran kurang lebih lima kali enam meter itu, ia menyelesaikan bubu-bubu ikan.