Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Mengapa Niat Baik dalam Pemerintahan Gagal?

19 Oktober 2024   07:19 Diperbarui: 19 Oktober 2024   07:19 52 0
Mengapa Niat Baik dalam Pemerintahan Gagal: Perspektif Politik, Sosial, dan Filosofis

Saat politisi mengambil jabatan, mereka bersumpah dengan kitab suci dan sumpah konstitusi untuk melayani rakyat sebaik mungkin. Namun, berkali-kali, sistem ini mengecewakan. Ketika Prabowo Subianto semakin dekat untuk memimpin Indonesia, negara ini sekali lagi menghadapi tantangan: mengapa niat baik dalam pemerintahan sering hancur?

Ini bukan hanya tantangan bagi Indonesia. Dari Amerika Serikat hingga India, dari awal demokrasi hingga sekarang, masalah ini bersifat universal. Kita akan melihat masalah ini dari sudut pandang politik, sosial, dan filosofis, dengan perbandingan dari pemerintahan global untuk mengeksplorasi mengapa pemerintahan yang baik seringkali gagal.

Perspektif Politik: Kekuasaan Cenderung Korup, dan Kekuasaan Mutlak Korup Secara Mutlak

Salah satu teori politik paling terkenal yang menjelaskan kegagalan niat baik dalam pemerintahan adalah aksioma Lord Acton: "Kekuasaan cenderung korup, dan kekuasaan mutlak korup secara mutlak."( Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely ) Ketika individu masuk ke dunia politik, mereka mungkin benar-benar ingin melayani publik. Namun begitu mereka berhadapan dengan kekuasaan, dinamika berubah. Kekuasaan itu memabukkan, dan seringkali mengarah pada keputusan yang lebih memprioritaskan kelangsungan hidup sendiri atau kepentingan kelompok kecil.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun