Dalam dunia sinematik yang tak pernah kehabisan ide, "The Substance" karya David Cronenberg  merupakan sebuah permata gelap yang menyinari tema abadi tentang obsesi manusia terhadap  kemudaan dan kecantikan.
Film ini, yang dibintangi oleh Demi Moore dan Margaret Qualley, dengan indah namun menakutkan mengeksplorasi dampak psikologis dan fisik dari mengejar kemudaan abadi.
Dengan latar belakang Hollywood  yang glamor namun penuh tekanan, "The Substance" menghadirkan  cerita yang memikat  dan  memprovokasi pemikiran,  menggambarkan betapa jauhnya  seseorang bisa melangkah untuk  mempertahankan masa muda dan  kejayaan.
Sinopsis Singkat
Elizabeth Sparkle, seorang bintang Hollywood yang dulunya dipuja, kini menghadapi kenyataan pahit bahwa karirnya telah meredup seiring dengan bertambahnya usia. Dalam keputusasaan untuk mengembalikan masa  mudanya dan kembali ke puncak  ketenarannya, Elizabeth  menemukan cairan misterius yang  dikenal sebagai "The Substance".  Cairan ini menjanjikan untuk  menciptakan versi dirinya yang  lebih muda dan lebih hidup.
Setelah menyuntikkan dirinya dengan serum tersebut, Elizabeth terpecah menjadi dua makhluk: dirinya yang lebih tua dan versi mudanya yang lebih energik bernama Sue.
Keduanya harus menavigasi realitas baru mereka, dengan Elizabeth yang harus berpindah tubuh setiap tujuh hari sekali dan Sue yang membutuhkan suntikan harian untuk tetap hidup.
Film ini dengan indah menggambarkan dampak psikologis dan fisik dari eksistensi yang terpecah, menyoroti bahaya mengejar kemudaan abadi  dan tekanan sosial terhadap wanita untuk mempertahankan kecantikan dan kemudaan.
Menerima Penuaan dengan Anggun
Salah satu pelajaran terbesar dari "The Substance" adalah pentingnya menerima penuaan dengan anggun.
Film ini menunjukkan betapa berbahayanya jika kita terjebak dalam obsesi untuk tetap muda. Elizabeth, yang dulunya bersinar dengan keindahan dan bakatnya, kini terjebak dalam siklus suntikan dan eksistensi yang terpecah, mengorbankan ketenangan jiwanya demi penampilan yang tak bisa abadi.
Ini merupakan pengingat yang kuat bahwa keindahan sejati datang dari dalam dan bahwa kita harus menerima perubahan alami dalam hidup  kita.
Tekanan Sosial dan Stigma Usia
"The Substance" juga menyoroti tekanan sosial yang intens dan ageism (diskriminasi berdasarkan usia) yang dihadapi oleh wanita, terutama dalam industri hiburan.
Elizabeth merasa bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan kembali ketenarannya adalah dengan kembali muda. Ini menggambarkan bagaimana masyarakat seringkali menilai seseorang berdasarkan penampilan fisiknya saja, tanpa memperhatikan bakat dan pengalaman yang mereka miliki.
Film ini mengajak penonton untuk merenungkan standar kecantikan  yang tidak realistis yang seringkali  dipaksakan pada wanita dan  bagaimana hal ini dapat merusak  kesehatan mental dan fisik mereka.
Nilai Diri di Luar Penampilan
Film ini juga mengajarkan kita untuk menemukan nilai diri di luar penampilan fisik. Elizabeth, meskipun memiliki bakat yang luar biasa, merasa bahwa dirinya tidak cukup baik tanpa penampilan mudanya.
Ini menunjukkan betapa pentingnya kita mengembangkan rasa harga diri yang kuat yang didasarkan pada kualitas dalam diri kita, seperti bakat, karakter, dan pengalaman hidup. Penonton diajak untuk melihat bahwa kecantikan sejati adalah tentang siapa kita sebenarnya, bukan sekadar bagaimana kita terlihat di luar.
Akibat dari Obsesi
"The Substance" berfungsi sebagai kisah peringatan tentang konsekuensi dari obsesi terhadap kemudaan dan kecantikan.Â