Mohon tunggu...
KOMENTAR
Vox Pop

Dampak Kebijakan Ekonomi Terbaru Terhadap Pola Pengeluaran Generasi Z

4 Oktober 2024   09:01 Diperbarui: 4 Oktober 2024   09:13 20 0
Dampak Kebijakan Ekonomi Terbaru Terhadap Pola Pengeluaran Generasi Z

Di era modern ini, Generasi Z (Gen Z) yang mencakup individu yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, mulai mendominasi dunia pekerjaan dan konsumsi. Sebagai generasi yang tumbuh bersama kemajuan teknologi, Gen Z memiliki perilaku dan pola pengeluaran yang berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Artikel ini akan membahas bagaimana kebijakan ekonomi terbaru mempengaruhi pola pengeluaran Gen Z, disertai dengan berbagai fakta dan data untuk mendukung argumen.

1. Kebijakan Ekonomi Terbaru

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan berbagai kebijakan ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan stabilitas. Beberapa kebijakan tersebut antara lain:

Peningkatan Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pemerintah menaikkan tarif PPN dari 10% menjadi 11% pada tahun 2022. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga berdampak pada daya beli masyarakat, termasuk Gen Z.

Program Kartu Prakerja: Diluncurkan pada tahun 2020, program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing tenaga kerja muda, termasuk Gen Z. Hingga tahun 2024, lebih dari 12 juta peserta telah mengikuti program ini, menurut data Kementerian Tenaga Kerja.

Subsidi Energi: Pemerintah memberikan subsidi energi untuk menjaga harga bahan bakar dan listrik tetap terjangkau. Namun, beberapa kali penyesuaian harga BBM dan listrik tetap terjadi, yang mempengaruhi biaya hidup sehari-hari.

2. Dampak Terhadap Pola Pengeluaran Gen Z

Peningkatan Pengeluaran untuk Kebutuhan Primer: Kenaikan tarif PPN dan penyesuaian harga BBM mempengaruhi harga barang dan jasa, yang berdampak langsung pada pengeluaran Gen Z untuk kebutuhan primer seperti makanan, transportasi, dan perumahan.

Perubahan dalam Prioritas Pengeluaran: Gen Z cenderung lebih selektif dalam pengeluaran mereka. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh McKinsey pada tahun 2023, 60% dari Gen Z lebih memilih untuk menghabiskan uang mereka pada pengalaman seperti perjalanan dan hiburan, dibandingkan dengan produk fisik.

Penurunan Daya Beli: Meskipun Program Kartu Prakerja membantu meningkatkan keterampilan kerja, banyak Gen Z yang masih menghadapi tantangan dalam mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang memadai. Data BPS menunjukkan bahwa tingkat pengangguran Gen Z mencapai 17,3% pada tahun 2023, yang berdampak pada daya beli mereka.

3. Strategi Bertahan Gen Z

Adaptasi Teknologi: Gen Z memanfaatkan teknologi untuk mencari penawaran terbaik dan menghemat uang. Berdasarkan survei oleh Ipsos pada tahun 2024, 75% Gen Z menggunakan aplikasi perbandingan harga sebelum membeli produk.

Mengembangkan Keterampilan Tambahan: Banyak Gen Z yang mengikuti kursus online dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka dan meningkatkan peluang kerja. Platform seperti Coursera dan Udemy mengalami peningkatan jumlah pengguna dari Indonesia sebesar 30% pada tahun 2023.

Mengelola Keuangan dengan Lebih Bijak: Gen Z lebih sadar akan pentingnya manajemen keuangan. Berdasarkan survei oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2023, 55% Gen Z memiliki tabungan, dan 40% menggunakan aplikasi keuangan untuk membantu mengelola pengeluaran mereka.

4. Kesimpulan

Gen Z menghadapi tantangan ekonomi yang kompleks akibat kebijakan ekonomi terbaru. Meskipun demikian, mereka menunjukkan kemampuan adaptasi yang tinggi dengan memanfaatkan teknologi, mengembangkan keterampilan, dan mengelola keuangan dengan bijak. Dalam menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk terus mendukung generasi ini agar mereka dapat berkontribusi secara maksimal dalam perekonomian nasional. (KH)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun