Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Listrik Padam

30 September 2013   07:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:12 131 0


Jam dinding rumahku menunjukkan pukul 17.45. Tidak ada yang spesial sore ini. Beberapa menit yang lalu, handphone-ku bergetar pertanda ada pesan yang masuk. Ternyata pesan yang kuterima berasal dari anak muridku yang tidak bisa belajar malan ini. Akhirnya, rencana ngajarku malam ini kandas. Dampaknya, penghasilanku dari ngajar bulan ini akan menurun. Padahal, ada beberapa novel yang ingin sekali aku beli bulan depan, Beberapa agenda juga sudah tercantum dalam list kegiatan bulan Oktober.


Mengganti rencana. Itulah yang kulakukan setelah mengetahui kegiatan ngajarku malam ini dibatalkan. Tak ada ajakan keluar untuk sekedar berkumpul dengan teman. Setelah melihat jadwal televisi, ternyata ada acara yang cukup menarik. Moto GP dan final Islamic Solidarity Games antara Indonesia melawan Maroko. Okay, masuk list untuk mengisi waktu luangku malam ini.


Usai melaksanakan sholat magrib, aku membuka sebuah buku berjudul "Mereka Bilang Aku China". Buku ini sudah lama kubeli dan sampai sekarang belum selesai juga bacanya. Setiap ada novel atau komik bagus, perhatianku langsung teralihkan kepada mereka. Dilihat dari pesan yang terdapat pada buku yang kubaca ini, sangat recomended untuk dibaca. Sembari menunggu adikku yang sedang belajar dan acara televisi yang belum mulai, membaca buku ini kukira cukup untuk menemaniku saat ini.


Tiba-tiba, KLAAAAAP! Listrik padam. Keadaan disekitarku, gelap semuanya. Tak ada secercah cahaya yang dapat kulihat. Kuraba-raba meja di depanku untuk mencari handphone untuk pencahayaan. Setelah menemukannya, aku mencari lilin. Beberapa saat kemudian, lilin pun menyala di beberapa sudut ruangan rumahku. Kegelapan pun mulai terkikis oleh kilauan cahaya lilin.


Gelap. Kegiatanku membaca buku tidak bisa dilanjutkan. Alhasil, aku hanya mengobrol dengan adik dan ibuku. Ayahku saat ini sedang tidak ada di rumah karena sedang ada keperluan bersama pamanku. Sejenak aku berpikir untuk iseng mengirim pesan pada beberapa teman.Setelah berpikir, aku menemukan nama yang tepat untuk dikirimi pesan. Sudah sekitar dua minggu aku tidak mendengar kabarnya. Terakhir, dia mengajakku untuk mengantarnya membuat sebuah dokumen penting untuk pekerjaannya.


Kuketikkan beberapa kata pada layar handphone-ku. "Mati lampu nih...".

Tak lama kemudian handphone-ku bergetar, ia membalasnya."Sabar yaa".


Belum sempat aku membalas pesannya, ada pesan lagi yang masuk ke handphone-ku. "Rumah gw juga mati lampu nih, barusan aja".

Selanjutnya, aku pun berbalas pesan dengannya.


"Beruntung sekali, bisa samaan gitu ya kita, hahaa..."


"Gw lagi sakit nih san. Bukannya dijenguk"

"Eehh, sakit apaan lu? Makanya, kalo kerja jangan lembur mulu"


"Ntar nyesel lagi lu kalo gw udah pergi"

Pesan seperti ini adalah pesan yang paling aku benci. Penuh keputusasaan dan rasa pesimistis.



"Kata-kata itu doa loh"


"Iya, gw gak apa-apa kok"

"Emang sakit apaan sih lu?"


"Biasalah demam. Kayanya alergi. Tangan kanan gw merah-merah ni. Udah dua hari gak masuk kerja"

"Sejak kapan lu punya alergi? Baru tau gw."


"Gw juga gak tau. Kemungkinan sih gara-gara makanan. Hhhmmm, kayanya kalo gak mati lampu lu pasti gak bakal sms gw"

"Pengen banget ya di-sms gw? wkwkwk"


"Huh, yoweslah"

"Yaudah, istirahat dah. Kalo belum fit besok ga usah kerja dulu, okay?"

"Okee, daah ...!"


"Daaah...!"


Hanya karena lsitrik padamkah aku mengirimi pesan itu? Aku juga tidak tahu. Di tengah kegelapan yang hanya bersinarkan cahaya lilin itu, aku sejenak berpikir bahwa kamu adalah orang yang tepat untuk ada saat itu. Canda dan tawamu, aku merindukannya. Cerita yang selalu kau bagi, membuatku seakan menjadi orang paling bijak untuk kau mintai pendapat dan sarannya. Aku tak tahu, apa arti 'sesuatu' yang sedang kurasa ini. Tidak perlu berpikir lama dan menguntai bahasa yang indah, selalu apa adanya ketika bersamamu. Mungkin, mati lampu ini hanya sebagai isyarat bahwa sebenarnya aku sedang merindukanmu. Kerinduan yang memberikan kabar bahwa saat ini kau sedang terbaring sakit. Cepat sembuh ya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun