Banyak hal sepele yang membuat saya terbahak-bahak ketika menyadari penggunaan bahasa kami berbeda-beda dalam menyampaikan maksud yang sama. Disinilah perlunya Cross Cultural Understanding (pemahaman lintas budaya).
Saya adalah mahasiswa asal Jakarta, dan sudah terbiasa dengan bahasa Jakarta. Suatu hari, dihadapan saya ada 3 mahasiswa dari etnis yang berbeda-beda. Ada si Jawa Tengah, si Batak, dan si Kalimantan. Kami sedang berada dalam satu perbincangan yang sama. Sampai akhirnya si Jawa Tengah berkata kepada saya dengan logat 'medok'nya,
"Kak, pulpenmu yang ku pinjem gak hidup kak.."
Saya menjawab, "masa? mana sini coba gua liat, tadi bisa kok,"
Lalu saya coba pulpen itu di tangan dan dengan tegas berkata, "ini 'nyata' kok ! kata siapa gak 'nyata'?"
Saya terheran melihat ketiga rekan mahasiswa saya 'melongo' tidak mengerti dengan apa yang saya ucapkan barusan.
Dengan wajah aneh, si Batak bertanya, "nyata apa maksudnya? 'jadi' kali tik????".
Si Kalimantan juga mengiyakan si Batak, "iya, 'nyata' apa maksudnya? 'jadi' kali?"
Alhasil, sekarang gantian saya yang melongo dengan pernyataan mereka. "kalian gak ngerti maksudnya 'nyata' ? nyata itu ya pulpennya nyata. kok 'jadi' siih ?"
"Hidup kali kak...." si Jawa Tengah juga ikut memperjuangkan bahasanya.
Saya sudah berusaha menjelaskan, namun mereka malah semakin tidak mengerti dengan kata yang saya gunakan itu. Saya sendiri juga tidak mengerti apa maksudnya kata 'jadi' yang mereka gunakan. Dan kenapa si Batak dan si Kalimantan memiliki bahasa yang sama dalam menyampaikan maksud ini, padahal etnis mereka berbeda.
"Aduh gimana ya, ya pokoknya itu, ah gak tau ah, bahasa kita beda ! nyata, jadi, hidup, apapun itulah."
Akhirnya saya menyerah dan saya menerima penggunaan bahasa kami yang berbeda-beda ini. Ini baru soal pulpen, belum yang lain.
KBBI
Lalu saya mencoba mencari definisi dari ketiga kata yang membingungkan itu, dan mengaitkannya dengan konteks pulpen. Yang saya dapat adalah bahwa 'Jadi' berarti betul-betul terjadi ; menjadi kenyataan ; berhasil ; siap pakai. Sedangkan 'Nyata' berarti terang (kelihatan, kedengaran, dsb); jelas sekali; kentara ; benar-benar ada; ada buktinya; berwujud. Sementara 'Hidup' berarti masih terus ada, bergerak, dan bekerja sebagaimana mestinya (tt manusia, binatang, tumbuhan, dsb), tetap menyala (tt lampu, radio, api), tetap bergerak terus.
Saya tidak akan mengatakan mana kata yang paling tepat dari ketiga kata diatas dengan konteks pulpen. Hal semacam ini mungkin tidak pantas diperdebatkan,karena memang tidak ada yang salah dalam penggunaan bahasa. Inilah Cross Cultural Understanding. Kita harus mengakui keberagaman bahasa di Indonesia yang berbeda-beda.
(qtc)