Ditengah maraknya gempuran budaya Barat & Asia (Korea) yang kini menginvasi Indonesia dan berhasil "meracuni" pandangan serta pola perilaku masyarakat, khususnya anak muda, ternyata masih ada pihak-pihak yang menunjukkan kepedulian pada kearifan lokal. Disaat ranah sosial gegap gempita dengan hadirnya
Gangnam Style ̶
lagu & seni gerak yang diciptakan oleh artis populer Korea, Psy ̶ dan sejumlah event organizer serta tempat hiburan berlomba-lomba menawarkan konsep yang atraktif untuk merayakan malam
Halloween ̶
tradisi perayaan akhir musim panen yang berasal dari bangsa Irlandia kuno yang hingga kini dilestarikan di Amerika ̶
Kelola, sebuah yayasan nirlaba yang konsisten menyediakan kesempatan belajar, pendanaan, serta akses informasi bagi masyarakat seni Indonesia, melalui salah satu programnya yang fokus pada pemberdayaan seniman perempuan yakni
EWA (
Empowering Women Artists) mengambil sikap untuk menyuguhkan pertunjukan seni budaya tanah air sebagai menu utama dari misi mereka. Konsistensi yang ditunjukkan Yayasan Kelola layak mendapat apresiasi, mengingat sejak didirikan pada tahun 1999, program EWA yang digagas mulai tahun 2007 ini
telah mempersembahkan 14 karya seni pertunjukan yang semuanya lahir dari seniman perempuan dan telah dipertontonkan pada masyarakat di berbagai kota di Indonesia.
KEMBALI KE ARTIKEL