Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Perlukah Komitmen Untuk Mencintai?

10 Maret 2012   13:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:15 1663 1
Menanggapi artikel adek Dwitasari pada tanggal 24/02/12, Cinta Butuh Komitmen? artikel ini tidak bermaksud menggurui, hanya sebagai bahan kontemplasi dari sudut olah pikir yg berbeda. Seperti semua peristiwa yg terjadi di dunia ini selalu memiliki 2 sisi untuk dilihat. Saya memilih untuk melihat dari sisi yg tak terlihat, atau lebih tepatnya, sisi yg orang pada umumnya enggan untuk melihatnya…

Baru-baru ini, di layar kaca, tangisan seorang Julia Perez terlihat memenuhi hampir setiap infotainment. Berita tentang batalnya pernikahan yg sudah dirancangnya dengan striker asing klub penghuni ISL Gresik United, Gaston Castano tak ayal menjadi “santapan” empuk awak media infotainment. “Romeo & Juliet itu cuma kisah di negeri dongeng…” kalimat yg mengawali wawancaranya dengan salah satu media, dan ketika ditanya statementnya tentang Gaston, Jupe kemudian menjawab “saya tetap mencintai dia apa adanya, dengan segala perbedaan yg ada..” menarik untuk dijadikan cuplikan dari seorang Jupe untuk saya pribadi.

Jupe & Gaston adalah salah satu contoh pasangan berbeda suku bangsa, budaya, bahasa, hingga keyakinan. Pasangan lintas benua dengan latar belakang yg sama sekali berbeda ini menerapkan KOMITMEN dalam menjalani hubungan mereka demi menyatukan perbedaan-perbedaan yg ada ke dalam sebuah ikatan pernikahan. Meluluhkan hati ibunda Jupe yg tak kunjung memberi restu pun menjadi masalah yg harus mereka hadapi dalam menjalani KOMITMEN tersebut. Meminjam pemaparan Dwitasari pada artikelnya,

Dalam definisi umum, komitmen adalah memikul resiko dan konsekuensi dari keputusan tanpa mengeluh, dan menjalaninya dengan sebagai bagian dari kehidupan yang terus berproses.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun