1. Eep Syaifullah Fatah: Â Peran Sri Mulyani kini ibarat "muazzin"- memanggil Indonesia sbg "commmitment". Komitmen utk tegakkan etika publik.
2. Sigit Pramono, ketua Perbanas: Pansus DPR Bank Century tak mau mengundang Perbanas, pihak yg paling tahu keadaan waktu "bailout" Century. Kata sigit, dalam satu pertemuan dengan presiden, kalangan perbankan jelaskan kepada Presiden, bahwa tindakan Sri Mulyani dan Boediono tepat.
3. Rocky Gerung: tahun lalu SMI digonggong anjing. Tidak jadi soal, serame-ramenya mereka menggonggong, mereka tetap anjing
Sayang saya tidak dapat menghadiri acara tersebut, karena tempat saya tinggal cukup jauh dari jakarta. Reportase media pun kayaknya kurang. Entahlah. mungkin karena masih pagi, jadi belum saya lihat ada berita tentang peluncuran buku tersebut. Khususnya, tentang komentar dari Rocky Gerung, dosen ilmu politik dari UI. Saya mengikuti acara tersebut dari komentar di twitter pak @gm_gm, goenawan mohamad.
Peluncuran buku ini memang menarik, karena banyak media, termasuk Kompasiana, terlibat jadi ajang perdebatan tentang tindakan bail out bank Century. Perdebatan di media sangat menarik, karena media 'bisa' membodohi banyak intelektual, termasuk kalangan kampus. Sekarang, setelah enam bulan kasus bank century "selesai" yang diindikasikan dengan 'lengsernya' Sri Mulyani, banyak di antara kita yang merasakan kebenaran tindakan Sri Mulyani, dan mengapa Sri Mulyani sampai dikuyo kuyo oleh beberapa media tertentu.
Untuk melihat lebih jelas tentang hal ini, silahkan membaca buku tersebut yang dijual di di http://www.gramediashop.com/book/detail/9789792790368/Mengapa-Sri-Mulyani