Hangat terasa meski rintik malam mengikuti, sesampai di rumah pengada acara, ternyata tetamu bapak-bapak dan mas-mas Karang Taruna (KarTar) sudah banyak di tempat. Ibu-ibu lesehan di dalam rumah, sedang kami duduk kursi di luarnya. Sang RT dan beberapa lelaki membawa kertas-kertas, selebaran dan tak lupa bolpoin mengurus banyak perihal. Menghampiri hampir seluruh warga, satu per satu, seakan ada acara yang hendak dituntaskan. Tetamu pun berdatangan saling menambah kian malam, hanya diriku ini yang sok muda dengan kaos kerahnya.
Memang padat arisan kali ini, yang coba kuingat ada (1) Laporan KarTar acara taun baruan beserta penyerahan tanda terima kasih para donaturnya, (2) Sosialisasi Kartu Kendali LPG Surakarta dan penjelasannya, (3) Surakarta sebagai Kota Hijau program terbaru tuk mengganti tembok dengan pagar tanaman dll, (4) Laporan keuangan RT, (5) Laporan simpan pinjam RT, ini terbaik loh kondisi NPF dan aset nya, nyenengke tenan (baca: mantabs), (6) Info posyandu tiap bulan tanggal 8 agenda dan free tentu sajalah (7) terakhir Laporan Sang RT beberapa hal perkara warga dan sekitarnya. Wew, silaturahmi ini sungguh luar biasa, ulet pula pengurus-pengurusnya. Salut buat struktur pemerintahan ‘terkecil’ di masa kepemimpinan kota Jokowi ini.
Kartu Kendali LPG
Menarik tuk dicermati juga, program tak kalah penting isunya, Kartu Kendali LPG di wilayah kota Surakarta ini. Beriringan dengan strategi rencana e-KTP di kota ini, setidaknya jalan menuju Single Identity bisa segera diwujudkan untuk warga Surakarta jauh lebih cepat. Januari 2011 kemaren, kartu ini sudah mulai dibagikan dan terus diupdate datanya hingga level RT. Rencananya, dengan data yang terus dilengkapi ini, bisa tercatat seluruh pemakai dari LPG ini. Pemilik kartu, rencananya bisa mendapat harga yang berbeda jika tanpa kartu, karena penjualnya pun kedepan akan didata. Anyway, apapun program ke depan, visi ini patut mendapatkan apresiasi positif, karna proses membangunnya sangat butuh support elemen-elemen hingga RT dan kesadaran warga Surakarta itu sendiri. Tentu tidak 3-6 bulan, barangkali bisa 1-1,5 tahun hingga data dan struktur lapangan siap. Arisan ini bisa jadi pemandangan apresiasi yang sangat kontributif
Suasana beberapa paragraf di atas menjadi pemandangan kekeluargaan dan gotong royong warga kampung kami. Alhamdulillah, baik di Sby hingga kini Solo, bersua dengan komunitas pemukiman yang masih gayeng/guyub (baca: rukun). Smoga bermanfaat ^_^
http://kopralbowo.multiply.com/journal/item/15/Arisan_Kartu_Kendali_LPG