Di balik meriahnya dan suburnya pertumbuhan
coffee shop di kota-kota besar di Indonesia dan di banyak negara lain, ada sebuah kegelisahan yang terpendam. Tentang limbah plastik. Mungkin orang-orang sudah sadar untuk membawa sendiri kantong belanjaan yang terbuat dari kain atau yang tidak
disposable ketika berbelanja ke supermarket, tapi bagaimana dengan gelas-gelas plastik bekas yang terbuang sekian banyak setiap harinya? Berapa puluh, atau bahkan ratus kilogram sampah plastik dari semua
coffee shop yang ada di sebuah kota besar jika dikumpulkan dalam sehari? Berita buruknya, sampah-sampah plastik itu tidak dapat didaur ulang… Kopi, dan minum kopi di tempat tertentu, bukan lagi hanya sekadar sebagai kebutuhan saat ini, tapi sudah menjadi semacam simbol status sosial seseorang. Berapa pun mahalnya harga segelas kopi, ada saja yang membeli. Enak atau tidak, tetap saja ada pembelinya. Tidak ada yang salah dengan hal itu, hanya saja pada akhirnya, sampah plastik akan semakin menggunung, dan harga yang harus ditanggung oleh lingkungan hidup manusia menjadi lebih mahal dari harga kopi yang kita beli. Untuk mencuci gelas plastik yang sudah digunakan tentu saja mungkin, tapi gelas-gelas itu memang diciptakan hanya untuk pemakaian sekali saja. Jika digunakan lagi, akan berbahaya bagi kesehatan manusia. Gelas-gelas plastik yang dipakai oleh kebanyakan
coffee shop pada umumnya bukanlah yang terbuat dari bahan yang bebas BPA. BPA, atau bisphenol A, adalah bahan kimia yang telah dipakai sejak tahun 60-an untuk membuat barang-barang yang terbuat dari plastik. Tempat makanan atau minuman yang terbuat dari BPA hanya bisa untuk dipakai sekali. Pemakaian berulang akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada otak, tingkah laku, prostat, terutama pada anak-anak dan bayi. BPA akan lebih berbahaya, bukan saja karena dipakai lebih dari sekali, tapi karena terkena panas. Sementara, kita hidup di iklim tropis… Lalu mengapa para pedagang kopi itu tetap memakai plastik? Karena plastik harganya lebih murah. Selain itu, belum ada peraturan yang mengatur peredaran plastik. Pemerintah juga seolah nggak peduli debgab potensi kerusakan lingkungan karena penumpukan sampah plastik ini. Jadi bagaimana agar kita tetap dapat menikmati kopi kita setiap hari di
coffee shop favorit tanpa merasa bersalah? Bawalah sendiri tempat minum kamu. Banyak tumbler yang memang dibuat untuk diisi dengan kopi, atau kamu juga bisa
membeli tumbler yang tidak mengandung BPA. Di beberapa
coffee shop justru malah suka memberikan potongan harga kalau kita membawa tumbler yang kita beli di
coffee shop tersebut. Jadilah peminum kopi yang bijak, dan jadilah bagian dari orang-orang yang menjaga kelestarian alam. Jangan sampai menunggu hingga neraka membeku karena masalah limbah plastik ini, baru kita sadar. Sumber foto:
highergroundstrading.com dan beberapa sumber lainnya
KEMBALI KE ARTIKEL