Mohon tunggu...
KOMENTAR
Foodie

Arabika Liar akan Punah Tahun 2080??

23 Januari 2015   20:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:31 99 0
Nggak cuma hewan, tapi tanaman juga bisa punah suatu hari nanti kalo kelestariannya nggak kita jaga. Termasuk biji kopi Arabika liar yang diperkirakan akan punah sebanyak 65-70% dalam waktu 70 tahun – atau kira-kira pada tahun 2080. Kenapa? Karena menurut prediksi di komputer para peneliti di PLOSONE, pada tahun 2080 global warming bakal semakin menggila akibat laju deforestasi yang terus meningkat, termasuk di Indonesia. Aaron Davis, kepala penelitian kopi di Royal Botanic Gardens, Kew – Inggris Raya mengatakan bahwa di Ethiopia sekitar tahun 1960 – 2006 temperatur rata-rata naik sekitar 0,28 derajat. Akibatnya, biji kopi, yang jadi minuman dataran tinggi penduduk Afrika Timur kekurangan tempat untuk tumbuh. Jadi, perubahan cuaca inilah yang sebenarnya jadi ancaman bagi pertumbuhan biji kopi Arabika liar tersebut. Selain itu, kopi arabika terkenal sebagai spesies yang sensitif banget sama gangguan organisme lain. Sekarang-sekarang ini juga katanya waktu pembungaan kopi mulai berubah dan jumlah burung penyebar bibit kopi juga berkurang. Waduh! Dan itu artinya, kalo biji kopi Arabika liar punah, industri kopipun bakalan merana… Meskipun masih banyak tempat di dunia ini yang iklimnya cocok buat pertumbuhan si biji kopi Arabika liar, tapi para petani kopi ini akan susah bertahan. “Biji kopi yang dibawa dari Brazil ke Papua Nugini berasal dari genetik rendah dan perawatannya juga terus terang kurang baik, sehingga si biji kopi ini sering sakit. Hama, penyakit, dan perubahan iklim membuatnya tidak terlalu fleksibel. Sepanjang sejarah, industri kopi sudah kembali pada kopi “liar” demi produktivitas yang tinggi, rasa yang lebih baik, dan untuk memerangi hama. Kalau kita nggak dapat melakukannya, nggak akan ada lagi yang bisa dilakukan,” kata Davis. Tanpa Arabika, biji kopi yang bisa dikomersialkan tinggal kopi Turki. Tapi masalahnya, kopi Turki ini rasanya keras dan kuat banget. Orang banyak yang nggak suka. Nah, kalo Robusta sih masih mending dan masih bisa diminum. Tapi tetap orang nggak akan minum Robusta empat atau lima kali sehari. Robusta memang cocok untuk peruabahan cuaca, karena memang Robusta bisa tumbuh di mana aja. Tapi tetep aja, orang lebih suka Arabika… Kenapa? Karena kopi Arabika ini rasanya kaya banget. Bisa lembut, bisa manis, bisa garang. Mirip perempuan cantik gitulah. Sebelum disangrai, biji kopi Arabika liar ini aromanya mirip buah blueberry. Setelah disangrai, baunya jadi sangat “fruity”. Terus dampaknya buat petani kopi dan kehidupan perkopian di Indonesia gimana? Kopi-kopi di Indonesia umumnya berasal dari spesies Arabika ini. Spesies ini masuk ke Indonesia pada jaman Belanda. Di Sumatra, ada Kopi Gayo dan Kopi Mandailing. Di Pulau Jawa, ada Kopi Jawa. Di Sulawesi, ada Kopi Toraja. Di Bali ada Kopi Bali. Semuanya itu termasuk jenis kopi Arabika. Nah, jadi dampaknya bukan hanya mendunia nih kalo sampe kejadian, tapi juga men-Indonesia. Arabika ini rajanya “kopi laris”. Konon kabarnya, dia menguasai pasaran perkopian sebanyak 70%. Tujuan penelitian itu sebenernya bukan buat nakut-nakutin kita, tapi justru untuk menginspirasi supaya kita berbuat sesuatu. “Gimana kalo hal itu beneran kejadian dan kita nggak berbuat apa-apa? Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kalo kita bersikap proakif, kita bisa menghindari situasi yang nyeremin ini.” Jadi gimana baiknya? Kalo kita terus menanam, minum, dan mengekspor kopi – yang adalah komoditi kedua terbesar di dunia yang paling banyak diperdagangkan – pada akhirnya kopi akan punah. Tapi sebenarnya, kembali lagi, yang menjadi penyebab utamanya bukan itu, tapi karena dunia kita semakin panas. Lingkungan kita menjadi “stres”, termasuk hewan-hewan dan tanaman, termasuk kopi. Makanya, yuk kita sayangi bumi kita dan berusaha sebisa mungkin untuk menerapkan gaya hidup “hijau” supaya nanti anak cucu kita tetap bisa minum kopi, dan kopi di masa depan nanti bukan cuma nama minuman yang ada di buku-buku dongeng… Atau bisa jadi kopi tetap ada tapi harganya jadi mahal banget, dan kopi jadi salah satu minuman yang paling mewah di dunia. Kalo udah gitu, kita juga kan yang rugi? Siapa lagi yang mau nemenin kita kerja pas kita harus begadang semalaman?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun