Apakah anda pernah menghadiri suatu pameran atau tempat keramaian? Apakah yang sering kalian temukan disana? Barang - barang yang dipamerkan? Orang-orang lalu lalang? Atau bahkan SPG-SPG yang dipamerkan dan lalu lalang?*eh. Ya! Semua jawaban adalah benar. Namun, Seteguk Kophi kali ini tidak akan membahas tentang SPG-SPG yang berlalu lalang tersebut, melainkan apa yang sering dibagikan oleh SPG-SPG tersebut, yaitu brosur dan selebaran. Brosur dan selebaran sampai saat ini masih menjadi media yang banyak dipilih untuk
"menggaet" pelanggan. Berbagai macam brosur dan selebaran dengan paduan warna dan disain yang menarik serta kata-kata yang menggelitik sering kita dapatkan di titik-titik keramain dan dibagiakan ke banyak orang. Namun, ada fakta menyatakan, 80% orang yang menerima brosur dan selebaran, akan membuangnya ke lantai maupun ada yang mulus memasukannya ke tong sampah. Hal ini di sebabkan karena sebagian besar dari kita lebih memilih mengambil brosur dan selebaran yang jelas-jelas tidak kita butuhkan, daripada menolaknya
(betul gak..?). Padahal, kalau ujung-ujungnya akan di buang tanpa ada manfaatnya, ini merupakan awal kontribusi yang buruk dalam pengrusakan lingkungan. Kertas Bahan yang ditemukan oleh Tsai Lun ini, merupakan bahan yang sangat penting, Sangat pentingnya kertas ini, fakta menyebutkan setiap tahun hutan Indonesia seluas Pulau Bali hilang untuk memproduksi kertas. Selain itu, sekurangnya membutuhkan 13 batang pohon besar minimal 5 tahun, 400 liter minyak, 4.100 Kwh listrik dan 31.780 liter air untuk memproduksi 1 ton kertas. Nantinya akan mengeluarkan limbah berupa 72.200 liter limbah cair dan1 ton limbah padat, belum lagi polusi udara yang dikeluarkan saat produksi. Sudah bisa di bayangkan baru kertasnya saja, bahan baku yang di butuhkan serta limbah yang di keluarkan bukanlah jumlah yang dapat di remehkan, terlebih lagi jumlah ini dapat terus terakumulasi sesuai kebutuhan kertas di seluruh dunia yang penduduknnya mencapai 6,5 milyar jiwa. Tinta Brosur dan selebaran tanpa adanya warna-warna serta tulisan - tulisan menarik, bukanlah brosur dan selebaran namanya. Tak jarang untuk membuat kesan brosur atau selebaran terlihat
"WOW", perpaduan warna yang digunakan dalam brosur dan selebaran dibuat lebih bervariasi agar terlihat mencolok. Namun, cairan yang bersal dari proses kimia ini, juga tidak begitu ramah terhadap lingkungan. Faktanya, tinta dan toner Printer sering mengandung bahan beracun seperti karbon hitam dan kadmium. Ketika brosur atau selebaran yang telah di tulis dengan tinta dibuang ketempat yang tidak seharusnya, bahan racun ini dapat meresap ke dalam air tanah, mencemari tanah dan mempengaruhi rantai makanan. Disamping itu, tinta juga sangat berbahaya bagi tubuh manusia apabila tertelan maupun terhirup. Energi Energi listrik merupakan energi utama dalam proses produksi brosur dan selebaran. Bayangkan saja, alat yang di butuhkan cukup beragam, mulai dari seperangkat komputer, printer injet, printer laser, mesin scan sampai dengan alat pemotongnya. Kita bisa memperkirakan berapa jumlah daya listrik yang di butuhkan untuk memproduksi brosur - brosur dan selebaran yang hanya akan kita buang - buang nantinya. Anggapan bahwa brosur dan selebaran hanya sebagai bacaaan berbentuk menarik untuk menemani perjalanan sesaat, harus dirubah sejak sekarang. Aksi kecil seperti menolak brosur yang tidak kita butuhkan dan men-digitalkan dalam penyebaran informasi, membuktikan bahwa kita PRO terhadap kelestarian lingkungan. -Selalu berfikir dampak dari suatu hal, adalah awal kecil untuk perubahan besar- - Reza Hafizh -
http://www.sobatbumi.com/inspirasi/view/158/Mengapa-Harus-Menghemat-Kertas http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2670611 http://www.energilingkunganhidup.web.id/2011/05/pentingnya-menghemat-kertas.html
KEMBALI KE ARTIKEL