Kala itu Pesaingnya adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat diurutan pertama. Sedangkan, pasangan Cagub-Cawagub nomor urut dua ialah Agus Harimurti Yudhono (AHY)-Sylviana Murni.
Pasangan Anies-Sandi berada pada urutan nomor ketiga dan hanya didukung 2 partai (Gerindra-PKS). Sementara lawan alotnya yaitu Ahok-Djarot didukung empat partai sekaligus (PDI-P, Golkar, Hanura,Nasdem) bahkan saat itu Ahok merupakan lawan politik berstatus incumbent sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Sama halnya dengan pasangan AHY-Silvy didukung oleh 4 Partai yaitu Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Persatuan Pembangunan. Namun sialnya pasangan ini harus tersingkir pada putaran pertama.
Diluar dugaan, Pasangan Anies-Sandi, menjadi pemenang Pilgub DKI Jakarta 2017 pada putaran kedua Pilkada. Muncul dugaan terjadi kecurangan dalam perhelatan Pilkada 2017. Saat itu. Salahsatunya Ahok, sebagai lawan politik yang tak mau tinggal diam.
Kala itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok seperti sedang mendapatkan cobaan secara bertubi-tubi. Ahok ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama, setelah kalah  Pilkada diputaran kedua dan langsung ditahan di Mako Brimob.
Usai bebas. Secara gamblang, Â Ahok membongkar kesaksiannya soal Pilkada DKI Jakarta 2017 yang dinilainya penuh kecurangan.
Terlepas dari itu. Drama kembali terjadi, usai Anies -Sandi ditetapkan sebagai pemenang. Tidak lama kemudian, masuk pada tahapan pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2019. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memutuskan untuk maju pada putaran Capres-Cawapres.