Jika membaca buku Cerpen Pilihan KOMPAS 2003
Waktu Nayla, pada pengantarnya yang ditulis oleh tim panitia pemilihan, kita akan tahu: bahwa pada masa itu sedang terjadi kejenuhan yang melanda para penulis cerpen di Harian Kompas. Kejenuhan itu semakin kentara pada pilihan tim juri untuk menentukan cerpen terbaik pada tahun itu. Melihat fenomena semacam itu yang mungkin jadi pertanyaan bagi kebanyakan pembaca seperti ini: bagaimana bisa sebuah tempat yang dijadikan barometer cerpen-cerpen terbaik di Indonesia mengalami kejenuhan semacam itu?
KEMBALI KE ARTIKEL