Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Artikel Utama

Kilas Kompasiana: Cerita Fiksi Peti Mati Koruptor

13 Juni 2011   06:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:34 1159 5
[caption id="attachment_116285" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi "][/caption] Senin pagi (6/6/2011), sejumlah media di Jakarta dihebohkan dengan adanya kiriman peti mati yang ditujukan ke kantor media online dan televisi serta beberapa praktisi media sosial. Ratusan peti mati yang dikirim itu bak teror yang mengerikan. Tak sedikit publik menilai, hal tersebut adalah pengalihan isu yang memiliki kepentingan tersendiri, ada juga yang menilai untuk menakut-nakuti media yang kerap menulis berita yang menyindir pemerintahan. Setelah ditelusuri dan atas pengakuan aktor pengirim peti mati itu, ternyata motif di balik hebohnya peti mati hanya merupakan sebuah strategi pemasaran. Terkait peti mati, pernah juga terlintas di benak Kompasianer memberikan peti mati buat para koruptor. Kasus korupsi Nunun Nurbaeti dan Nazaruddin, bendahara partai Demokrat, terus saja berlanjut dan berlarut-larut. Sampai saat ini pihak yang memiliki otoritas dalam pemberantasan korupsi, belum juga bisa menindak kedua tokoh yang menyita perhatian publik beberapa pekan ini. Bahkan Nunun, dilaporkan melalui red notice oleh KPK ke Interpol di Perancis dan menjadikan Nunun sebagai buronan internasional. Dari kejuaraan balap sepeda, Tour de Singkarak, yang berlangsung di Sumatera, Kompasianer yang tinggal di lintasan yang dilalui pembalap dunia ini melaporkan perhelatan besar ini. Walaupun event Tour de Singkarak ini belum sebesar Tour de France, namun kejuaraan ini memiliki manfaat yang besar terutama untuk perkembangan dan promosi tempat parawisata di Sumatera. Masih di dunia balap, Minggu (12/6/2011), kemarin, Stoner pembalap dari Honda ini menjuarai seri MotoGP di Silverstone. Beralih ke event di Jakarta, Indonesia International Communication Expo & Conference (ICC Expo & Confererence 2011) diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta. Tifatul Sembiring, Menkominfo RI membuka ajang pameran komunikasi ini, Rabu (8/6/2011). Beberapa Kompasianer juga ikut menghadiri acara pembukaan dan konferensi ICC Expo & Conference 2011. Persoalan yang selalu membelit Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, masih berdengung. Hal itu terlihat pada laporan Kompasianer. Mustain Jiddan, melaporkan detik-detik penggerebekan TWK Indonesia yang melacur di Arab Saudi. Masih dari kawasan Timur Tengah, kondisi negara Yaman yang sedang dilanda konflik internal, membuat KBRI dan WNI di Yaman akan diungsikan ke Jeddah pada 22 Juni 2011. Berita tersebut dilaporkan Kompasianer Iffat Basheer, yang berada di Yaman. Pada bulan Juni ini, berita mengenai penghentian ekspor sapi Australia ke Indonesia menimbulkan beragam tanggapan. Ada yang bilang bahwa ini adalah kesempatan bagi Indonesia untuk mandiri dan ada yang berpendapat bahwa Australia adalah negara penyayang binatang. Kompasianer Bakaruddin Is, membeberkan opini dan pengalamannya terkait ekspor sapi Australia. Masih ingat Festival Fiksi Kolaborasi (FFK) Kompasiana beberapa bulan lalu? , sebuah event yang dibuat oleh Kompasianer itu, kembali menggelora pada Jumat dan Sabtu pekan kemarin. Mengambil tema Malam Prosa Kolaborasi (MPK) Kompasiana, ratusan kompasianer turut meramaikan acara menulis prosa yang diselenggarakan dalam dua sesi, yakni pada Jumat (10/6/2011) mulai pukul 20:00- 08:00 WIB dan Sabtu dengan waktu dan durasi yang sama. Dalam MPK ini, terhimpun sekitar 287 Prosa dari 230 Kompasianer yang berkontribusi. Atas maraknya Kompasianer yang menulis fiksi ini, admin Kompasiana mengapresiasi penggemar fiksi dengan membuatkan kanal fiksi di Kompasiana, yang rencananya dalam waktu dekat akan segera direalisasikan. (RUL)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun