Selepas insiden jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 di selat Karimata, Menhub Ignasius Jonan berencana menerapkan kebijakan tarif penerbangan batas bawah yang nominalnya minimal 40 persen dari tarif batas atas. Artinya, maskapai tidak boleh lagi mematok harga super murah sesuka hati seperti yang selama ini terjadi. Dengan kebijakan tersebut, maskapai diharapkan memiliki ruang finansial dan lebih mengedepankan standar keamanan.
Meski peraturan ini belum sepenuhnya dilakukan, opini pro-kontra langsung bermunculan dari kalangan netizen. Seperti salah satu opini yang ditulis oleh Kompasianer Jussman Dalle lewat artikel, "Apresiasi Menteri Ignasius Hapus Penerbangan Murah". Lewat artikel ini Jussman menyatakan dukungannya atas rencana penerapan aturan tarif batas bawah tiket pesawat yang bisa menyumbang banyak peluang bagi wisata Indonesia.
Selain itu, adapula artikel dari Kompasianer Ifani yang menyatakan kontranya lewat artikel "Tiket Murah Akan Dihapus..." karena menurutnya, dengan diresmikannya aturan tarif batas bawah tiket, otomatis penumpang maskapai dengan budget terbatas dan penumpang yang ada di daerah luar Pulau Jawa akan kesulitan, jika hal ini terjadi maka slogan "everyone can fly," tidak lagi bisa digaungkan.
Jika dua kawan Kompasianer kita telah menyampaikan opininya, ayo sekarang giliran kita yang ikut menyuarakan pendapat! Setujukah Anda dengan penerapan tarif batas bawah untuk tiket penerbangan? Berikan pendapat Anda lewat Pro-Kontra Tarif Penerbangan Super Murah Dihapus.
Selain menyuarakan pendapat lewat Pro-Kontra, Anda juga bisa menyampaikan suara Anda lewat artikel ulasan atau opini. Sertakan tag: penerbanganmurah di tiap posting. Untuk artikel dengan topik ini, Anda bisa mengaksesnya di Topik Pilihan Tarif Penerbangan Super Murah Dihapus.
Kami tunggu suara Anda! Salam. [ELA]
