Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Merayakan Ke(bebas)an Pers dan Media Massa

2 Agustus 2014   03:42 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:38 1115 0

Tahun 1898 koran-koran Amerika Serikat berhasil menciptakan opini publik yang positif ketika pecah perang dengan Spayol, berhasilnya propaganda Goebbels (pemimpin Departemen Propaganda pada zaman Nazi Hitler) Deutsch Uber Alles pada periode Perang Dunia II melalui media massa, efek instabilitas sosial warga Amerika Serikat atas pemberitaan kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul The Invansion From Mars pada tahun 1950-an, hadir sebagai serangakaian bukti betapa dasyatnya kekuatan media terhadap khalayak publik. Bahkan kasus yang terakhir di atas menjadi background kelahiran The Bullets Theory of Communication (Teori Peluru) oleh Wilbur Schramm yang secara gamblang menggambarkan kehebatan media massa dalam kapasitasnya mempengaruhi publik. Belakangan wacana kehebatan media ini ditolak dengan dalil sejumlah hasil penelitian yang dilakukan teoritis komunikasi lain, di antaranya Carl Hovland dengan konsep limited effect, Raymond Bauer dengan gagasan stubborn audience, dan lainya. Intinya, media massa tidak sehebat yang dibayangkan Schramm (belakangan ia sendiri menarik gagasannya tersebut) karena khalayak media massa merupakan individu atau kelompok yang aktif mencerna isi pesan media massa itu sendiri. Sehingga munculnya one step flow model of communication (model komunikasi satu tahap), two step flow model of communication (model komunikasi dua tahap), dan multi step flow model (model komunikasi tahap ganda) yang pada pokoknya mengklaim bagaimana pesan media massa secara tidak langsung dan bertahap mempengaruhi khalayaknya baik melalui proses psikis (perhatian dan persepsi selektif) ataupun fisiologis-interaksional berupa penyampaian pesan dari individu ke individu lainnya secara berjenjang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun