Istilah ini cenderung hanya sebagai bahan guyonan tanpa makna yang luhur.
"Emak-emak kesannya melecehkan, karena kita (perempuan) ibu bangsa sejati sebagai tokoh bangsa, istilah itu hanya candaan, humor, nuansa pupuler, kita enggak bisa sebagai perempuan dilecehkan," ungkap Giwo, usai menutup Kongres Dewan Perempuan Internasional (ICW) di Borobudur, Magelang, Rabu (19/9/2018) sore.
Giwo menyatakan 'Ibu Bangsa' merupakan hasil kongres perempuan Indonesia yang digelar dengan penuh perjuangan pada tahun 1935.