Hal itu terkait dengan keseharian terduga teroris DS (45) yang dinilai sebagai pribadi yang tertutup dan jarang bertegur sapa dengan para tetangga. Namun sikap itu sedikit tertutupi oleh perilaku istrinya, Yanti, yang sehari-hari berjualan roti.
"Kalau yang laki-laki, saya lihat nggak pernah ngobrol dengan warga sini. Jadi ya nggak banyak yang tahu. Kalau istrinya masih mau ngobrol dengan orang saat jualan kue atau saat antar pesanan roti," ujar Murni (58), salah seorang tetangga DS, Rabu (16/5/2018).
Terlebih, dalam beberapa bulan terakhir sebelum kejadian tersebut, tiga anak dari terduga teroris DS sudah tidak lagi disekolahkan dengan alasan yang tidak diketahui jelas.
"Anak-anaknya memang tidak lagi sekolah, hanya mengaji saja. Itupun pernah diajak bareng sama salah satu tetangga pas pulang, nggak mau katanya nggak boleh selama belum dijemput oleh orangtuanya sendiri," terangnya.