Analis berpendapat pelemahan rupiah kali ini dipicu angka pertumbuha ekonomi yang tak sesuai harapan.
"Depresiasi rupiah yang terjadi saat ini disebabkan oleh kecepatan perekonomian Indonesia yang tidak sesuai ekspektasi dalam tiga bulan pertama 2018," ujar Research Analyst FXTM Lukman Otunuga dalam keterangan tertulisnya, Senin.
Baca juga: BPS: Kuartal I 2018, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,06 Persen
Sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin siang, ekonomi Indonesia pada kuartal I/2018 tumbuh 5,06 persen. Angka ini di bawah proyeksi para analis di level 5,19 persen.
Lambannya konsumsi dinilai Lukman sangat berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga kuartal I/2018.
Meski demikian, Lukman melihat adanya kemungkinan perubahan yang terjadi pada kuartal II/2018 seiring dengan meningkatnya konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan.
Baca juga: Analis: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2018 di Bawah Ekspetasi
"Kemungkinan ada perubahan pada kuartal II/2018 jika konsumsi meningkat selama bulan puasa," imbuh dia.
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang telah mencapai Rp 14.000 itu menurut Lukman dapat disikapi dengan Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan. Tujuannya, sebut dia, agar depresiasi rupiah tak terus berlanjut.