Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Pelari Kenya Dominasi Bank Jateng Borobudur Marathon 2017

19 November 2017   20:14 Diperbarui: 19 November 2017   20:57 538 1
MAGELANG, KOMPAS.com - Pelari asing mendominasi juara Bank Jateng Borobudur Marathon (BJBM) 2017 yang diselenggarakan di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/11/2017). Pelari asal Kenya yang paling banyak menikmati podium kompetisi ini.

 Hingga akhir komperisi tercatat Full Marathon Open Category pria dijuarai oleh Kiprop Tonui (Kenya) dengan catatan waktu 2 jam 26 menit 20 detik. Diikuti dengan Kennedy Kiproo Lilan dan Cosmas Matolo, yang keduanya juga berasal dari Kenya.

 Untuk pemenang Full Marathon Closed Category pria dimenangkan oleh Hamdan Syafril Sayuti dengan catatan waktu 2 jam 39 menit 40 detik. Diikuti dengan Asma Bara dan Rudi Febriade. Ketiganya berasal dari Indonesia. Pada Full Marathon Open Category perempuan dimenangkan oleh Elizabeth Rumokol Chekakan (Kenya) dengan catatan waktu 2 jam 43 menit 14 detik. Diikuti oleh Peninah Jepkoech (Kenya) dan Chemutai Immaculate (Uganda).

 Untuk Full Marathon Closed Category perempuan dimenangkan oleh Olivia Sadi dengan catatan waktu 3 jam 10 menit dan 42 detik. Diikuti oleh Irma Handayani dan Maya. Ketiganya berasal dari Indonesia. Pada Full Marathon Master Closed Category pria dimenangkan oleh Suyono dengan catatan waktu 3 jam 5 menit dan 24 detik. Diikuti oleh Heri Poriono dan Abdul Manan. Ketiganya dari Indonesia.

 Untuk Full Marathon Master Closed Category perempuan dimenangkan oleh Helda Napitupulu dengan catatan waktu 3 jam 41 menit dan 2 detik. Diikuti oleh Siti Muawanah dan Darwati. Sedangkan untuk Half Marathon Open Category pria dijuarai oleh Josphat Kiptanui Too (Kenya) dengan catatan waktu 1 jam 4 menit dan 42 detik. Diikuti oleh Barnaba Sigei (Malaysia) dan Joseph Mwangi Ngare (Kenya).

 Half Marathon Closed Category Pria dimenangkan oleh atlet lari Nasional, Agus Prayogo dengan catatan waktu 1 jam 12 menit dan 3 detik. Diikuti oleh Nurshodiq dan Difta Ibrula Gratina Unbanu. Half Marathon Open Category perempuan dimenangkan oleh Rosemary Mumo Katua (Kenya) dengan catatan waktu 1 jam 13 menit 46 detik. Diikuti oleh Kipsanai Naomi Jepkorir, dan Too Mercy Jelimo.

 Kemudian untuk Half Marathon Close Category perempuan dimenangkan oleh Afriana Pajio dengan catatan waktu 1 jam 22 menit 59 detik. Diikuti dengan Odekta Elvina Naibaho dan Ferly Marince Subnafeu.

 Untuk 10K Open Category pria dimenangkan oleh Tariku Demelash (Ethiopia) dengan catatan waktu 29 menit 20 detik. Diikuti oleh Gachui Daniel Kiarie dan Gilbert Ngench, keduanya dari Kenya. Sementara untuk 10K Closed Category pria dimenangkan oleh Tio Purwanto dengan catatan waktu 31 menit 53 detik. Diikuti oleh Ridwan dan Jauhari Johan.

 Untuk 10K open category perempuan dimenangkan oleh Edinah Jeruto Koech (Kenya) dengan catatan waktu 35 menit 13 detik, diikuti oleh Monica Watelu Ndiritu dan Cynthia Chelangat Towett. Terakhir, dari 10K closed category perempuan dimenangkan oleh Yulianingsih dengan catatan waktu 38 menit 15 detik, diikuti oleh Meri M Paijo dan Bayu Trianata Sari.

 Pelari asal Indonesia yang menjadi pemenang kategori Male Half Marathon Closed, Agus Prayogo mengungkapkan secara fisik, pelari dari negara-negara tersebut memang berbeda dengan Indonesia. "Ini sudah menjadi kebiasaan dalam event serupa di mana-mana, pelari dari negara-negara tersebut lebih unggul," katanya, dalam konferensi pers, usai kegiatan.

 Kendati demikian, pelari Indonesia terus meningkatkan kualitasnya karena didukung oleh pemerintah yang terus memberikan pembinaan. "Pembinaan untuk para pelari terus berjalan," ujarnya.

 Menurut pelari asal Kota Magelang, Jawa Tengah, itu tantangan pada rute ini adalah medan yang naik turun, jalan yang sempit dan banyak tikungan. "Memang sempat hujan, tapi cukup bersahabat. Pelari tidak mudah dehidrasi," tutur peraih medali emas Sea Games 2017 itu.

 Pemenang kategori 10 Open Category pria, Tariku Demelash Abera mengakui sangat terkesan mengikuti ajang ini untuk kedua kalinya. Pelari asal Ethiopia itu paling berkesan adalah adanya sambutan warga di sepanjang rute serta pemandangan yang indah di sekitar candi Borobudur.

 "Medan yang dilalui sangat menyenangkan, ada perbukitan dengan persawahan. Ini sangat alami. Kami juga disambut kesenian-kesenian yang bagus," kata pria 25 tahun itu.(k11-11)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun