Fenomena ini menjadi bukti bahwa wilayah paling bergolak di Filipina selatan itu telah dengan cepat menjadi pusat tujuan kelompok teroris di Asia, dan menjadi basis baru bagi ISIS di Asia Tenggara.
Sumber intelejen Filipina mengatakan, ada 400-500 petempur di Marawi, Selasa lalu, sebagaimana dilaporkan Reuters pada Selasa (30/5/2017).