Kolaborasi peneliti University of California, Davis dan California State University (CSU) berhasil mengungkap rahasia di balik warna panda.
Menurut publikasi peneliti di jurnal Behavior Ecology yang terbit Maret 2017 ini, warna hitam putih diperlukan untuk kamuflase sepanjang tahun, baik musim panas maupun dingin. Warna panda juga digunakan untuk komunikasi.
Peneliti membandingkan membandingkan warna bulu panda dengan spesies beruang lain. Lalu, mereka mencocokan bulu dengan variabel ekologi serta perilaku panda.
Melalui perbandingan ini, peneliti menemukan bahwa tubuh, wajah (tidak termasuk mata dan telinga), leher, perut, dan pantat panda berwarna putih sebab digunakan untuk membantu bersembunyi di habitat bersalju.
Sementara itu, lengan dan kaki panda yang berwarna hitam dipakai membantu menyamarkan dari daerah teduh, seperti hutan tropis.
Para peneliti percaya bahwa warna hitam putih juga disebabkan oleh pola makan yang buruk. Panda hanya memakan bambu dan tidak mampu mencerna banyak tanaman.
Ini artinya, panda tidak pernah bisa menyimpan cukup lemak untuk hibernasi selama musim dingin seperti yang dilakukan spesies beruang lain. Panda harus aktif sepanjang tahun, dan berpindah di habitat yang berbeda.
Menariknya warna hitam pada muka panda justru tidak digunakan untuk menyamarkan diri dari predator. Peneliti menduga, pola pada muka panda justru berfungsi untuk berkomunikasi.
Lingkaran hitam di muka membantu mereka mengenali satu sama lain atau merupakan sinyal agresifitas terhadap kompetitor mereka.
"Rumit memahami mengapa panda punya motif warna demikian sebab hampir tak punya kesamaan dengan mamalia lain," kata Profesor Tim Caro, peneliti Departement of Wildlife, Fish and Conservation Biology UC Davis kepada Daily Mail, Jumat (3/3/2017).
"Terobosan dalam penelitian ini adalah kami bisa melihat bahwa setiap warna dibagian tubuh memiliki peran sendiri-sendiri," jelasnya.
Memang dibutuhkan ratusan jam kerja keras untuk menjawab dari sebuah pertanyaan sederhana, mengapa panda berwarna hitam dan putih.
"Ini merupakan sebuah pekerjaan yang amat berat bagi tim kami, menemukan dan mencetak ribuan gambar dari 10 area yang berbeda untuk menemukan 20 kemungkinan warna," tambah Ted Stankowich, peneliti lain yang berpartisipasi.