Salah satu calon gubernur dalam hal ini Jokowi menjadi bulan-bulanan perang data kemiskinan oleh tim sukses calon gubernur kompetitor, disisi lain bahwa kebanyakan warga Solo di informasikan mengalami perubahan taraf hidup yang lebih baik secara signifikan.
Warga Solo merasakan perubahan yang signifikan tetapi jumlah masyarakat miskin koq dinyatakan semakin bertambah selama kepemimpinan Jokowi. Aneh tapi nyata, tapi semua itu pasti ada sebabnya dan menurut saya bahwa Data Jumlah Masyarakat Miskin makin bertambah karena realisasi survey dilakukan dengan cara yang lebih pada Item Kriteria Survey dan Metode Kerja Surveyor.
Jika pada Survey periode sebelumnya sang Surveyor bekerja asal-asalan atau mengisi lembaran questioner di kedai kopi maka akan menghasilkan data yang tidak valid, dikemudian hari dilakukan Survey dilakukan dengan Item Kriteria Survey dan Tenaga Kerja Surveyor yang lebih baik maka hasilnya akan jauh berbeda.
Bagi teman-teman yang pernah menyusun Thesis atau Skripsi dan menggunakan data BPS sebagai data acuan apakah anda bisa benar-benar yakin bahwa data tersebut valid pada saat survey dilakukan?.
Kesalahan dalam penyajian data statistik berawal dari penentuan isi kriteria pada form questioner dan kredibilitas tenaga surveyor yang tidak mampu mendapatkan data valid alias tanya sendiri dan isi sendiri di kedai kopi. Jika Questioner dan Surveyor sudah mengawali kesalahan lalu kebenaran apa yang bisa ditampilkan?
Bagi Kompasianer atau yang menjadi pembaca Kompasian pernahkan anda menjadi responden dari Surveyor BPS?. Dengan usia kepala 3 saya belum pernah menjadi Responden Surveyor BPS dan keluarga saya baru 1 kali menjadi responden surveyor BPS saat sensus penduduk.
Keluarga saya beberapa kali menjadi Responden Surveyor tapi bukan dari BPS termasuk Survey oleh Pak RT terkait konversi BBM ke Gas LPG.
Sesuai dengan latar belakang profesi anda di daerah tempat tinggal anda dan coba lihat data bidang profesi tersebut di data BPS lalu bandingkan dengan jumlah rill yang ada apakah klop dan apakah anda atau perwakilan anda telah pernah menjadi responden dari surveyor BPS.
Bagi siapapun yang mengenal dan bisa berkomunikasi langsung dengan tokoh bernama Amin Rais saya titip pertanyaan "Apakah Amin Rais pernah menjadi Responden Surveyor BPS?".
BPS Pemerintah tentu saja melakukan survey dengan item-item questioner yang baik dan metode kerja yang baik tetapi belum tentu dijalankan oleh tenaga kerja surveyor yang baik sehingga menghasilkan data yang tidak baik atau tidak valid.
Wilayah terdekat dengan saya saat membuat tulisan ini adalah Provinsi Jambi, Provinsi Riau, Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara, coba anda lihat berapa juta hektar luas hutan yang ada dalam laporan BPS dan datanglah ke area tersebut untuk membuktikannya, semoga anda beruntung bisa menemukan 50% luas hutan berbanding data BPS tersebut.
Taukah anda bahwa MUNGKIN bisa jadi data BPS sengaja dibuat tidak valid karena banyak koruptor yang berkepentingan.
1. Data tidak valid karena Surveyor membuat Responden Fiktif.
2. Data tidak valid karena proyek survey fiktif oleh pelaksana fiktif.
3. Data disengaja tidak valid untuk memperbesar anggaran belanja daerah.
4. Data disengaja tidak valid untuk menutupi penimpangan sebelumnya.
5. Data disengaja tidak valid untuk mencari keuntungan.
6. Tidak valid karena lain-lain: lain ditanya, lain dijawab, lain kesimpulan.
Jika data statistik sebuah daerah memberi gambaran bahwa jumlah masyarakat miskin cukup kecil maka investor perdagangan barang konsumer akan berdatangan karena menganggab masyasarakat daerah tersebut pada kaya-kaya dan merupakan pembeli potensial.
Jika data statistik sebuah daerah memberi gambaran bahwa jumlah masyarakat miskin cukup signifikan maka investor produksi dan pabrikasi akan berdatangan karena menganggab masyarakat daerah tersebut bisa dijadikan sebagai tenaga kerja buruh dengan upah yang relatif lebih murah.
Ada banyak trik yang dapat dipergunakan oleh seorang pemimpin, termasuk menggunakan data statistik, tinggal apa maksud dan tujuan dalam menampilkan data yang tidak valid tersebut, kerena siapapun investor kakap besar akan menjadikan data statistik sebagai salah satu acuan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi.
Jika anda seorang investor babrikan dan barang produksi apakah anda akan membangun pabrik di wilayah yang kebanyakan dihuni orang kaya atau orang miskin?.
Jika anda seorang investor sarana belanja dan hiburan apakah anda akan membangun Studio atau Supermarket di wilayah yang kebanyakan dihuni orang kaya atau orang miskin?.
Dari data statistik yang valid ataupun tidak valid tersebut coba anda simak dengan baik dan tenang apakah data statistik tersebut menjadikan anda sebagai PASAR PEMBELI POTENSIAL bagi investor penjual produk untuk mengeruk keuntungan dari barang yang mereka jual atau sebaliknya malah menjadikan anda sebagai PASAR ASSET POTENSIAL bagi investor yang menjalankan proses produksi produk yang akan mereka buat.
Harap kita ingat dalam sebuah sistem organisasi perusahaan menempatkan TENAGA KERJA sebagai suatu ASSET dalam menjalankan roda perusahaan yang juga menerima pembagian keuntungan dalam bentuk Upah, Gaji, Bonus, Tunjangan dan berbagai bentuk termasuk effek multiplier berupa pertumbuhan ekonomi dan prasarana lainnya.