Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Jargon Netralitas dan Syahwat Kekuasaan NU

26 Januari 2024   08:38 Diperbarui: 26 Januari 2024   08:38 261 0
JARGON NETRALITAS DAN SYAHWAT KEKUASAAN NU

Oleh : Komarudin Daid
       

Sikap netral pengurus besar Nahdlatul Ulama atau PBNU dalam percaturan politik, utamanya pilpres 2024 kini menghadapi banyak pertanyaan dari masyarakat, terlebih dari warga Nahdliyin. Ada sejumlah kebingungan yang melahirkan sederet pertanyaan atas statemen Ketum PBNU dengan realitas yang tersaji didepan mata. Lalu apa gerangan yang jadi pemicu  kebingungan dan sederet  pertanyaan tersebut ?

Adalah ketua umum PBNU kiyai Yahya Kholil Staquf alias Gus Yahya yang sejak awal mewanti-wanti agar pengurus NU disemua tingkatan untuk menjaga netralitas politik, tidak memihak kesalah satu partai dan Paslon tertentu.  Lebih jauh beliau menegaskan jangan menjadikan NU sebagai kendaraan  politik. Begitu kurang lebih statemen tegas dari Ketum PBNU.

Sayangnya steatemen sekaligus perintah Ketum tersebut kini yang justru memicu banyak pertanyaan, karena tidak satu padunya antara kata dan perbuatan. Tidak ada ketersambungan antara yg diucapkan dengan yang dilakukan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun