Jakarta, 29 November 2024 - Industri seafood hadapi tantangan berat dalam menjaga keberlanjutan dan praktik etis di tengah meningkatnya kebutuhan global. Berdasarkan laporan Seafood Forecast, permintaan terhadap produk seafood diproyeksikan terus meningkat hingga 2050. Namun, produsen justu harus menghadapi kondisi di mana stok ikan mengalami penurunan dan biaya produksi meningkat. Tantangan tersebut mendorong sejumlah perusahaan mengambil langkah-langkah tidak bertanggung jawab, seperti penggunaan tenaga kerja murah, pemasaran produk dari sumber yang tidak transparan, dan penerapan metode lama yang justru memperburuk isu kerja paksa serta kerusakan lingkungan
(Seafood Source: 2024). Rantai pasok yang kompleks dan tidak transparan turut berkontribusi pada praktik penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (illegal, unreported, and unregulated fishing), penangkapan ikan yang berlebih, serta perbudakan modern
(Greenpeace: 2023).
Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan solusi yang komprehensif dan berkelanjutan yang dapat direalisasikan melalui upaya bersama untuk mendukung dan mentransformasi ketertelusuran di sektor seafood.
Sebagai pemimpin global dalam manajemen rantai pasok berkelanjutan, KOLTIVA menjalin kemitraan strategis dengan
Conservation Alliance for Sustainable Seafood Solutions (CASS). Melalui kolaborasi ini, KOLTIVA perkuat komitmen untuk meningkatkan transparansi, ketertelusuran, dan keberlanjutan dalam pengadaan seafood, serta mendukung kelestarian laut dan ketahanan komunitas pesisir.Â
KEMBALI KE ARTIKEL