Jenis sampahnya pun beragam, ada yang kering dan basah serta ada yang mengandung bahan yang tidak baik terhadap kesehatan maupun sampah yang dapat merusak lingkungan sepeti limbah yang dibuang ke sungai dan laut.
Sepertinya memang benar dimana setiap kehadiran dengan segala kegiatan nya disitu pula akan ada sampah walau bentuk dan jenis nya berbeda beda, sehingga bisa dikatakan bahwa kita sebagai manusia adalah penghasil sampah.
Kegiatan manusia juga tidak hanya dilakukan di bumi -- setidaknya setelah manusia mampu menembus batas atnosfir dan mendarat di bulan yang berjuta juta kilometer jaraknya dengan kerumunan manusia di bumi
Oleh karena itu maka tidak mengherankan jika tidak hanya manusia saja yang berhssil mendarat di bulan tapi juga sampah -- bahkan lama waktu tinggalnya sampah di bulan jauh lebih lama dari manusia.
Pada tanggal 20 Juli 1969 pesawat Apollo 11 mendarat di bulan dan untuk pertama kalinya manusia menginjakan kakinya di permukaan bulan yang merupakan satelit bumi, walau Apollo memang bukan pesawat yang pertama mendarat di bulan melainkan pesawat Soviet Lunar 2 milik Soviet pada tanggal 13 September 1959, akan tetapi sejak itu tercatat sudah sekitar 3,000 pesawat/objek buatan manusia yang telah menyentuh permukaan bulan serta tidak melupakan program apollo itu sendiri yang berlangsung dari tahun 1960 an hingga 1970 an.
Menurut catatan dari NASA, kegiatan eksplorasi manusia di ruang angkasa khususnya di bulan, setidaknya meninggalkan 225,000 kg refuse di bulan, refuse disini bukan dalam bentuk kata kerja yang berarti menolak melainkan dalam bentuk kata benda yang berarti sampah atau buangan.
Apa saja yang ditinggalkan di bulan oleh manusia ?
Selain dari kamera geologi dan sepatu antariksa, para kru Apollo juga meninggalkan 100 kantong yang berisi kotoran manusia baik yang berupa cairan maupun non cairan serta banyak lagi, semuanya ditinggal di permukaan bulan.
Seorang astronot dari penerbangan Apollo 16 bahkan meninggalkan foto sang astronot dengan keluarga nya di permukaan bulan saat mendarat pada tanggal 20 April 1972, tindakan ini seakan akan ingin menyampaikan pesan "i was here" seperti yang dilakukan oleh beberapa orang di bumi.
Apa semuanya sudah mencakup semua sampah yang ditinggalkan oleh manusia di bulan ?
Jawabannya tidak karena tidak semua pesawat antariksa yang berhasil mendarat di bulan beberapa nya mengalami kecelakaan dan jatuh ke permukaan bulan, akibatnya adalah tetciptanya makam untuk pesawat pesawat antariksa yang mengalami kecelakaan.
Tercatat ada beberapa negara yang pesawat luar angkasa nya mengalami kecelakaan di
di bulan yaitu Tiongkok, India, Jepang dan Israel serta dari Badan Luar Angkasa Eropa atau ESA (European Spacr Agency).
Hal ini berbeda ketika kecelakaan pesawat yang terjadi di bumi dimana sekecil apapun bagian pesawat yang jatuh sangat penting bagi investigasi kecelakaan pesawat, bahkan ada sebuah kecelakaan dimana pihak investigator merakit ulang dari semua serpihan serpihan pesawat yang dikumpulkan dari tempat kecelakaan agar dapat mengetahui apa yang dialami pesawat itu.
Sampah aviasi di bumi lainnya pada umumnya adalah bangkai berbagai pesawat baik sipil maupun militer, pesawat pesawat ini telah dipensiunkan oleh operatornya serta di tempatkan secara khusus di sebuah tempat bernama boneyard.
Sampah di ruang angkasa juga ada yang melayang seperti satelit yang sudah tidak terpakai alias pensiun, satelit satelit ini melayang dengan kecepatan tinggi dan membawa resiko akan menabrak staisun antariksa internasional (ISS) yang melayang pada kecepatan 17,130mph (27,568km/jam) sehingga benda sekecil apapun yang ditabraknya, dampaknya dapat berupa bencana.
Tidak mengherankan jika ISS harus mengubah haluannya sebanyak 25 kali sejak tahun 2019 agar terhindar dari sampah sampah di ruang angkasa.
Jangan juga dilupakan bahwa di ISS terdapat astronot yang tinggal disana yang berati ada sampah serta barang barang lainnya yang sudah tidak terpakai lagi, setiap empat astronot di ISS ini menghasilkan sekitar 2,500 kg sampah per tahunnya, sampah dan barang yang sudah tidak digunakan ini sebelumnya di angkut kembali ke bumi dengan pesawat antariksa yang singgah di ISS.
Namun sejak Juli 2022 sebuah perusahaan di Amerika yang berkolaborasi dengan NASA telah melakukan cara baru membuang sampah dari ISS dengan menggunakan kantong yang diangkut dari airlock (semacam kompartemen khusus) dan kemudian kantong tersebut dijatuhkan ke bumi atau tepatnya di kawasan samudera yang dinilai aman.
Semua hal diatas menunjukan bahwa sampah--apapun jenis dan bentuknya-- adalah hasil dari kegiatan manusia selain juga sebagai proses alami dari manusia itu sendiri dalam kehidupannya, sedangkan cara dan tempat pembuangannya serta pengelolaannya belum maksimal.
Semuanya kembali lagi kepada manusia nya, ada yang memilah sampah sebelum membuangnya, ada pula yang tidak, juga ada yang mendaur ulang serta ada pula yang menciptakan permasalahan baru seperti kebakaran hutan dan lahan yang juga mengakibatkan polusi udara sebagai akibat dari pembakaran sampah yang sembarangan.
Bumi juga akan semakin sempit dengan pembangunan dimana mana sehingga tidak banyak sisa lahan untuk pembuangan sampah (landfill).
Diperlukan kesamaan halaman bagi semua manusia dalam melihat permasalahan sampah ini, baik pada cara membuangnya, memilih tempat pembuangannya serta mengelola nya dengan mendaur ulang pada sampah sampah tertentu.
Sekarang pertanyaannya adalah pada halaman mana masing masing dari kita dalam melihat permasalahan sampah ini ? juga dengan kacamata apa kita melihatnya, apakah dengan kacamata peduli atau acuh ?.
Manusia memang sebagai penghasil sampah namun apakah kita penghasil yang mengelola dengan mendaur ulang atau hanya sekadar membuangnya, singkatnya apakah kita produsen hasil sampah atau pembuang sampah ?.
Mimpi untuk mengeksplorasi ruang angkasa bisa dikatakan sudah terwujud dan jika ada mimpi untuk memindahkan kehidupan manusia dari bumi ke planet lain, maka perlu ada juga mimpi untuk berada di satu halaman dalam hal menangani permasalahan sampah yang tidak pernah terpisah kemana dan dimana pun manusia.
Sumber dan Referensi :
Tiga | Dua | Satu | Lift Off